Untuk meningkatkan daya saing di industri logistik, pemerintah meluncurkan Paket Kebijakan Ekonomi XV. Latar belakang dikeluarkannya paket ini adalah karena biaya logistik di Indonesia masih terbilang sangat tinggi dan tidak kompetitif dibanding negara-negara tetangga. Padahal biaya logistik merupakan komponen terbesar dari harga barang yaitu sebesar 40%.

Sementara dari biaya logistik itu sendiri, 72 persen harganya ditentukan oleh ongkos transportasi. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah mengeluarkan tiga pokok kebijakan yaitu Indonesia National Single Window (INSW), kebijakan logistik nasional, dan industri pendukung lainnya.

Paket ekonomi XV ini ditargetkan bisa membuat bea masuk impor 115 jenis suku cadang kapal laut menjadi 0% dan nilai peluang pelayaran ekspor impor sebesar USD 600 juta pertahun. Paket ekonomi ini juga akan membuka lapangan kerja untuk 2000 pelaut serta menurunkan target kerusakan produk paskapanen sebesar 30%.