Lihat Semua : infografis
Yuk, Kenalan dengan Millenial Indonesia!
Dipublikasikan pada 5 years ago , Redaktur: Andrean W. Finaka, Riset : Yuli Nurhanisah / Desain : Gemawan Dwi Putra / View : 115.410 |
Indonesiabaik.id - Belakangan ini, generasi milenial menjadi topik yang hangat dibicarakan di kalangan masyarakat. Tidak hanya dari segi pendidikan dan teknologi, tetapi juga perilaku milenial yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Milenial atau sering disebut generasi Y adalah sekelompok orang yang lahir setelah generasi X. Mereka lahir pada kisaran 1980 hingga 2000-an.
Riset yang dilakukan oleh lembaga Alvara Research Center mengatakan generasi milenial menyimpan potensi besar untuk bisnis. Pada 2020, generasi milenial akan mendominasi populasi di Indonesia dengan porsi sekitar 34 persen, diikuti 20 persen generasi X, dan 13 persen generasi baby boomers (kelahiran 1946 hingga 1964).
Perilaku pertama, generasi milenial di Indonesia sangat kecanduan internet. Dalam sehari rata-rata generasi milenial bisa menggunakan internet dengan durasi lebih dari tujuh jam dengan rentang usia tertentu. Kedua, loyalitas generasi milenial tergolong rendah. Saat ada produk yang lebih bagus, generasi milenial dengan mudah akan berpaling.
Ketiga, mayoritas milenial lebih memilih melakukan transaksi non-tunai dengan porsi 59 persen. Pilihan inilah yang membuat milenial memiliki dompet 'tipis', namun bukan berarti mereka tidak memiliki uang. Perilaku keempat yakni generasi milenial bisa bekerja dengan lebih cepat dan cerdas lantaran didukung oleh keberadaan teknologi. Perkembangan teknologi juga mendorong milenial memiliki kemampuan multi-tasking. Perilaku ini membuat milenial terbiasa melakukan dua hingga tiga pekerjaan sekaligus.
Selanjutnya, generasi milenial juga memiliki perilaku senang berwisata. 1 dari 3 millenial di Indonesia liburan minimal 1 kali dalam setahun. Di sisi lain, milenial terhitung gemar berbagi, peduli dan responsif terhadap masalah sosial. Generasi milenial menganggap tidak mementingkan kepemilikan barang, asalkan masih bisa mengakses hal yang dibutuhkan. Sebagai contoh, perkembangan transportasi daring menunjukkan generasi milenial merasa tidak perlu membeli kendaraan.