Lihat Semua : infografis
Beda Gejala Demam DBD dan COVID-19
Dipublikasikan pada 3 years ago , Redaktur: Andrean W. Finaka, Riset : Rosi Oktari / Desain : Ananda Syaifullah / View : 11.676 |
indonesiabaik.id - Demam Berdarah Dengue (DBD) dan COVID-19 harus diwaspadai, dua penyakit yang memiliki salah satu gejala yang sama, yakni demam.
Gejala Demam DBD
Perwakilan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Dr. dr. Erni Juwita Nelwan, SpPD, KPTI menjelaskan pola demam antara dengue dan COVID-19 berbeda. Pada demam dengue fase demam itu terjadi akibat diremia, diremia artinya di dalam darah ada virus yang beredar.
Demam seperti ini sulit diturunkan oleh obat penurun panas, karena penyebabnya pirogen eksogen yang berasal dari luar tubuh seperti mikroorganisme dan toksin.
Gejala demam pada penderita dengue yang dipicu gigitan nyamuk Aedes aegypti betina memiliki rentang waktu sekitar tiga hari. Selain itu, gejala demam yang terjadi pada pasien dengue langsung ditandai suhu tubuh yang melonjak tinggi sebab virus sudah lebih dulu berinkubasi.
Penyakit dengue juga memiliki karakteristik sakit kepala yang khas, yakni di sekitar kening atau di belakang bola mata pada dewasa dan gejala dengue pada anak ditandai dengan panas akut secara mendadak dan memiliki ruam memerah yang khas pada wajah anak.
Adapun fase demam dengue antara lain dari hari kesatu sampai hari ketiga adalah fase demam, kemudian fase kritis antara hari ke-3 sampai ke-6, kemudian fase penyembuhan dari fase setelah hari ke-6.
Gejala Demam COVID-19
Berbeda dengan demam COVID-19, demam ini bisa disertai dengan gejala respirasi yang lebih dominan seperti sesak napas, batuk, susah menelan anosmia (kondisi saat seseorang tidak bisa mencium bau).
Fase demam pada kasus COVID-19 berbeda, yakni pada minggu pertama terjadi demam, kemudian menjelang akhir minggu pertama ini antara hari ke-5 sampai hari ke-7 mulai ada gejala gejala respiratorik seperti sesak, batuk pilek. Di sinilah tanda-tanda biasanya makin berat.