Lihat Semua : infografis
Cegah Stunting dengan Bebas Anemia
Dipublikasikan pada 3 years ago , Redaktur: Andrean W. Finaka, Riset : Yuli Nurhanisah / Desain : M. Ishaq Dwi Putra / View : 13.703 |
Indonesiabaik.id - Saat ini lndonesia masih dihadapkan pada masalah gizi salah satunya anemia yang masih menjadi tantangan besar. Timbulnya masalah gizi pada anak usia di bawah dua tahun erat kaitannya dengan persiapan kesehatan dan gizi seorang perempuan untuk menjadi calon ibu, termasuk remaja putri.
Anemia Pada Remaja
Berdasarkan Riskesdas 2018 prevalensi anemia pada remaja sebesar 32%, artinya 3-4 dari 10 remaja menderita anemia.
Bahkan, Data SKRT tahun 2001 menunjukkan bahwa prevalensi anemia pada rematri (usia 10-19 tahun) sebesar 30%. Rematri yang menderita anemia ketika menjadi ibu hamil berisiko melahirkan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dan stunting.
Asupan total zat besi pada anak perempuan usia 10–12 tahun yang menderita anemia hanya sebesar 5,4 mg/hari, lebih rendah daripada kebutuhan perhari sebesar 20 mg/hari sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2013.
Bahaya Anemia
Patut diketahui bahwa anemia pada remaja berdampak buruk terhadap penurunan imunitas, konsentrasi, prestasi belajar, kebugaran remaja dan produktifitas.
Selain itu, secara khusus anemia yang dialami remaja putri akan berdampak lebih serius, mengingat mereka adalah para calon ibu yang akan hamil dan melahirkan seorang bayi, sehingga memperbesar risiko kematian ibu melahirkan, bayi lahir prematur dan berat bayi lahir rendah (BBLR).
Mencegah Anemia
Upaya pencegahan dan penanggulangan anemia dilakukan dengan memberikan asupan zat besi yang cukup ke dalam tubuh untuk meningkatkan pembentukan hemoglobin. Upaya yang dapat dilakukan:
- Makan Makanan BERGIZI SEIMBANG, "Terutama" Tinggi Protein, Kaya zat besi
- Minum tablet tambah darah (TTD) secara teratur, SATU TABLET setiap minggu
- Jangan lupa buah dan sayur kaya vitamin C, E, dan A
- Melakukan Aktifitas Fisik
- Minum Air Putih 8 Gelas Setiap Hari