Lihat Semua : infografis
Makan Gratis, Ekonomi Tumbuh
Dipublikasikan pada 19 days ago , Redaktur: Andrean W. Finaka, Riset : Rahayu Saraswati / Desain : Irfan Nur Rahman / View : 446 |
Indonesiabaik.id - Pemerintah Indonesia akan meluncurkan Program Makan Bergizi Gratis mulai tahun 2025, seperti yang tercantum dalam RAPBN 2025. Program ini bertujuan memberikan bantuan gizi kepada anak balita, serta ibu hamil dan menyusui. Selain meningkatkan asupan nutrisi, program ini juga diharapkan dapat memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.
RAPBN 2025 mengalokasikan anggaran sekitar Rp71 triliun untuk Program Makan Bergizi Gratis, dengan harapan bisa menyerap sekitar 820 ribu tenaga kerja, dan menyumbang peningkatan pertumbuhan ekonomi sekitar 0,1%. Dengan demikian, RAPBN memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa naik jadi 5,2% pada 2025, dari baseline atau titik acuan awal 5,1%.
Pada 27 Oktober 2024, Presiden Prabowo Subianto membentuk 85 Kantor Satuan Layanan Program Makan Bergizi Gratis. Kantor-kantor ini sedang diuji coba di seluruh provinsi Indonesia dan disiapkan untuk pelaksanaan program pada awal Januari 2025.
Program makan gratis di sekolah juga bisa menciptakan beragam lapangan kerja. Mengutip laporan The State of School Feeding Worldwide 2022 dari World Food Programme (WFP), bisa memberi manfaat langsung bagi petani kecil, mendukung produksi pangan dan perekonomian lokal, serta menopang adanya pasar makanan yang beragam dan bergizi.
Berdasarkan estimasi WFP, setiap 100.000 anak yang mendapatkan program makan gratis dapat menciptakan sekitar 1.377 lapangan kerja. Mayoritas pekerja yang diperlukan adalah koki atau juru masak, dengan jumlah 1.310 pekerja per 100.000 anak. Selain itu, program ini memerlukan 24 pekerja di bidang pengemasan, 14 pengantar makanan, 11 inspektur keamanan makanan, 8 pekerja pengolahan makanan, 7 pekerja pemantauan, dan 2 pekerja level manajemen. Estimasi ini didapat dari riset terhadap 85 negara yang melaksanakan program school feeding pada 2022, meliputi negara berpenghasilan rendah, menengah, dan tinggi.