Lihat Semua : infografis

Pahlawan Nasional Perempuan dalam Sejarah Perjuangan Indonesia


Dipublikasikan pada 3 days ago , Redaktur: Andrean W. Finaka, Riset : Rahayu Saraswati / Desain : Irfan Nur Rahman /   View : 394


Indonesiabaik.id - Gelar pahlawan nasional diberikan berdasarkan jasa dan kontribusi, tanpa memandang gender. Banyak pahlawan wanita Indonesia berperan di bidang pendidikan, sementara lainnya turut serta dalam pertempuran melawan penjajah Belanda dan Jepang.

Siapa saja mereka? berikut 17 nama pahlawan nasional wanita yang telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia.

  1. Tjut Nyak Dien (Aceh) 

Cut Nyak Dien termasuk pahlawan wanita yang ikut berperang bersama masyarakat Aceh, tanah kelahirannya. ia melanjutkan perjuangan suaminya yang gugur melawan penjajahan Belanda. Pahlawan wanita nasional asal Aceh ini diberi gelar pahlawan oleh pemerintah Indonesia melalui SK Presiden Nomor 108 Tahun 1964, 2 Mei 1964.

  1. Raden Ajeng Kartini (Jepara, Jawa Tengah) 

Raden Adjeng Kartini merupakan pahlawan wanita nasional asal Jepara, Jawa Tengah. Ia merupakan seorang tokoh perempuan yang memperjuangkan hak-hak perempuan dan pendidikan bagi kaum wanita pada awal abad ke-20. Kartini terkenal berkat surat-suratnya yang kemudian diterbitkan menjadi buku berjudul Door Duisternis tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang). Berkat jasa-jasanya di bidang pendidikan dan pemberdayaan perempuan pada era kolonial, RA Kartini dianugerahi gelar pahlawan nasional oleh pemerintah Indonesia melalui SK Presiden Nomor 108 Tahun 1964, 2 Mei 1964.

  1. Tjut Meutia (Aceh)

perempuan Aceh yang merupakan seorang panglima Aceh memimpin perjuangan melawan Belanda. perjuangan melawan penjajahan Belanda diapresiasi oleh pemerintah Indonesia. Pada 1964, ia dianugerahi gelar pahlawan nasional melalui SK Presiden Nomor 107/1964, 1964.

  1. Siti Manggopoh (Manggopoh, Agam, Sumatera Barat)

Berasal dari Manggopoh, Agam, Sumatra Barat, Siti Manggopoh ikut berjuang di medan perang bersama suaminya. Siti dijuluki sebagai Singa Betina dari Manggopoh. Berkat jasanya melawan penjajah, Ia mendapat gelar pahlawan nasional dari pemerintah Indonesia melalui SK Presiden Nomor 108 Tahun 1964, 2 Mei 1964.

  1. Dewi Sartika (Jawa Barat)

Tokoh pendidikan yang mendirikan sekolah pertama untuk anak-anak perempuan di Sumatera Barat. Dewi Sartika berjuang di bidang pemberdayaan perempuan dan pendidikan. Ia merupakan pahlawan Indonesia wanita yang berasal dari Jawa Barat. Dewi Sartika mendapat pahlawan nasional oleh pemerintah Indonesia pada 2 Mei 1964. Gelar itu dikukuhkan dalam SK Presiden Nomor 108 Tahun 1964.

  1. Maria Walanda Maramis (Minahasa, Sulawesi Utara)

Maria Walanda Maramis merupakan pahlawan nasional asal Minahasa, Sulawesi Utara. Ia punya andil besar memperjuangkan hak-hak perempuan dan pendidikan anak pada awal abad ke-20.

Gelar pahlawan diberikan oleh pemerintah Indonesia kepada Maria Walanda Maramis melalui SK Presiden RI No. 012/TK/Tahun 1969.

  1. Martha Christina Tiahahu (Maluku) 

Pahlawan wanita nasional asal Maluku ini termasuk pahlawan wanita yang ikut berperang melawan kolonialisme zaman Hindia Belanda. Pada 1817, ia berjuang di medan perang, memimpin pasukan melawan Belanda.

Berkat jasanya, ia ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada tanggal 6 November 1969 melalui Surat Keputusan (SK) Presiden RI No. 012/TK/Tahun 1969.

  1. Nyi Siti Walidah Achmad Dahlan (Yogyakarta) 

Nyi Siti Walidah Achmad Dahlan  menaruh perhatian besar terhadap buruh perempuan di bawah pemerintahan Hindia Belanda. Ia sangat berperan dalam perjuangan di bidang pendidikan dan hak-hak perempuan. Berkat jasanya, Nyai Ahmad Dahlan dianugerahi gelar pahlawan nasional melalui SK Presiden RI Nomor 042/TK/1971, 22 September 1971.

  1. Nyi Ageng Serang (Purwodadi, Jawa Tengah)

Nyi Ageng Serang berasal dari Purwodadi, Jawa Tengah. Ia termasuk pahlawan wanita yang ikut berperang. Bahkan, dia adalah pemimpin pasukan perang melawan Belanda pada 1825. Berkat jasanya di masa perjuangan kemerdekaan, dia dikukuhkan sebagai pahlawan nasional melalui SK Presiden RI No.084/TK/1974.

  1. Hajjah Rangkayo  Rasuna Said (Maninjau, Agam, Sumatera Barat) 

Hajjah Rangkayo Rasuna Said merupakan pahlawan asal Maninjau, Agam, Sumatra Barat. Ia berperan di bidang pendidikan dan perjuangan hak-hak wanita dan anak. Berkat jasanya, Rasuna Said mendapat gelar pahlawan dari pemerintah Indonesia. Anugerah itu diberikan melalui SK Presiden Nomor 084/TK/Tahun 1974, tertanggal 13 Desember 1974..

  1. Siti Hartinah (Ibu Tien Suharto) (Yogyakarta)

Ibu Negara Indonesia ke - 2 yang dikenal dengan kebijaksanaannya dan peranannya dalam masyarakat. Istri presiden Soeharto ini aktif dalam karya sosial, mendirikan Taman Mini Indonesia Indah. Fatimah Siti Hartinah Soeharto ditetapkan sebagai pahlawan nasional Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 060/TK/TH. 1996 yang diterbitkan pada tanggal 30 Juli 1996

  1. Fatmawati Soekarno (Bengkulu) 

Ibu Negara Indonesia yang menjahit bendera Merah Putih saat Proklamasi Kemerdekaan. Fatmawati Soekarno, tokoh pahlawan Indonesia wanita asal Bengkulu, Fatmawati digelari pahlawan nasional melalui SK Presiden Nomor 108 Tahun 1964, 2 Mei 1964.

  1. Opu Daeng Risadju (Sulawesi Selatan) 

Opu Daeng Risadju sebagai pahlawan wanita indonesia dari Sulawesi Selatan. Ia merupakan Politisi wanita awal, melakukan perlawanan terhadap Belanda saat Revolusi Nasional. Opu Daeng Risadju ditetapkan sebagai pahlawan nasional Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 85/TK/2006, yang diterbitkan pada tanggal 3 November 2006. Keputusan ini diberikan sebagai penghargaan atas perjuangannya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) dan dedikasinya dalam menghadapi penjajah Belanda.

  1. Laksamana Malahayati (Aceh)

pahlawan wanita nasional asal Aceh yang turun ke medan perang bersama rakyat dan para pejuang di Serambi Mekkah melawan penjajah. Ia berperan sebagai panglima perang yang memimpin pasukan laut Aceh melawan Belanda pada abad ke-16. Malahayati ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 2017 pada pemerintahan Joko Widodo, melalui SK Presiden Nomor 115/TK/Tahun 2017, 6 November 2017.

  1. Andi Depu Maraddia Balanipa (Tinambung, Polewali Mandar, Sulawesi Barat) 

seorang pejuang wanita yang memimpin pasukan melawan Belanda pada 1946. Ia termasuk pahlawan wanita yang ikut berperang melawan Belanda dan Jepang. Pada 8 November 2018, berkat jasa-jasanya bagi bangsa Indonesia, Andi Depu dianugerahi gelar pahlawan nasional melalui Keputusan Presiden RI Nomor 123/TK/2018

  1. Ruhana Kuddus (Padang, Sumatera Barat)

Ruhana Kudus merupakan wartawan perempuan pertama Indonesia. Ia digelari pahlawan nasional oleh pemerintah RI pada 2019. Ia ditetapkan sebagai pahlawan nasional Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 120/TK/2019, yang diterbitkan pada tanggal 7 November 2019. Penetapan ini diberikan sebagai penghargaan atas jasanya sebagai jurnalis perempuan pertama di Indonesia, serta perjuangannya dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan pendidikan di masyarakat.

  1. Ratu Kalinyamat (Jawa Tengah)

Putri Kerajaan Demak, pemimpin kerajaan maritim di Jepara pada abad ke-16 melawan penjajah Portugis. Lahir pada tahun 1520 dan meninggal pada tahun 1579. Ratu Kalinyamat ditetapkan sebagai pahlawan nasional Indonesia pada tanggal 10 November 2023, berdasarkan berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 115/TK/Tahun 2023 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional yang ditetapkan di Jakarta, pada tanggal 6 November 2023.

Mari kita lanjutkan perjuangan para pahlawan nasional wanita yang telah menginspirasi dengan keberanian dan dedikasi mereka. Bersama-sama, kita bisa membangun bangsa yang lebih adil, setara, dan maju, serta mewujudkan cita-cita kemerdekaan.



Infografis Terkait