Lihat Semua : videografis
Sinopharm Jadi Vaksin Booster Heterolog
Dipublikasikan pada 2 years ago , Redaktur: Andrean W. Finaka, Riset : Rosi Oktari / Desain : Alfin Ardian / View : 7.603 |
indonesiabaik.id - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI telah mengeluarkan izin penggunaan vaksin Sinopharm sebagai regimen booster heterolog atau jenis yang berbeda dari vaksin primer.
Efek Samping Penggunaan
Kepala BPOM RI Penny K Lukito melalui pernyataan tertulis menjelaskan, booster heterolog vaksin Sinopharm satu dosis diperuntukkan untuk subyek usia 18 tahun ke atas yang telah mendapatkan vaksin primer Sinovac dosis lengkap enam bulan sebelumnya.
Peny juga menjelaskan, berdasarkan pertimbangan aspek keamanan, penggunaan vaksin Sinopharm sebagai booster heterolog secara umum dapat ditoleransi dengan baik.
Adapun reaksi lokal yang paling sering dilaporkan dalam dalam uji klinik booster heterolog vaksin ini yaitu nyeri pada tempat suntikan, pruritus/rasa gatal, kemerahan dan pembengkakan. Adapun kejadian sampingan sistemik yang paling banyak dilaporkan adalah fatigue/kelelahan, nyeri otot, sakit kepala, dan batuk.
6 Vaksin Booster di Indonesia
Adanya penerbitan regimen booster Sinopharm itu, melengkapi enam jenis vaksin booster, baik sebagai booster heterolog maupun homolog dengan berbagai regimen di Indonesia.
Keenam regimen tersebut antara lain vaksin Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, Moderna, Janssen (J&J), dan vaksin Sinopharm. Pelaksanaan vaksinasi booster dapat dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota bagi masyarakat umum.