Lihat Semua : videografis

Sorgum, Pangan Alternatif Pengganti Beras


Dipublikasikan pada one year ago , Redaktur: Andrean W. Finaka, Riset : Rosi Oktari / Desain : Nur Fitri Rizki Adinda /   View : 10.341

Indonesiabaik.id - Apa sih yang bisa kita lakukan agar tidak sampai mengalami krisis pangan? Pastinya dengan memastikan stok pangan aman atau meningkatkan ketahanan pangan, utamanya pangan lokal. Salah satunya dengan pengembangan pangan lokal untuk diversifikasi pangan yang sesuai sama program pemerintah.

Dengan demikian kebutuhan pokok makanan masyarakat Indonesia, tidak hanya bertumpu pada satu jenis makanan pokok saja, tapi juga jenis panganan lokal lainnya. Pengembangan pangan itu harusnya bisa dilakukan di berbagai daerah. Soalnya, Indonesia punya potensi yang besar untuk soal pangan lokalnya. Indonesia memiliki 77 jenis pangan sumber karbohidrat, 75 jenis pangan sumber protein, 110 jenis rempah dan bumbu, 389 jenis buah-buahan, 228 jenis sayuran, 26 jenis kacang-kacangan, dan 40 jenis bahan minuman.

Ada sejumlah pangan lokal yang bisa mendukung. Diantara enam pangan lokal sumber karbohidrat non beras yang difokuskan yakni ubi kayu, jagung, pisang, kentang, sagu, dan sorgum. Dari segi kandungan kalori, sorgum tidak kalah tinggi dibandingkan beras. Dan digadang bisa jadi bahan pangan untuk cegah krisis.

Hal ini sejalan sama arahan Presiden Joko Widodo, yang secara khusus menyoroti sorgum sebagai bahan substitusi gandum, dimana gandum hingga saat ini masih menggantungkan pada impor. Karenanya, pun dibuatkan roadmap pengembangan sorgum sampai tahun 2024.

Bahkan, Kementerian Pertanian (Kementan) di tahun 2020 meluncurkan program bantuan benih pangan alternatif. Salah satu pangan alternatif itu adalah tanaman sorgum. Kementan melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tengah memprogramkan pengembangan budidaya sorgum seluas 15 ribu hektare pada 2022, serta 115 ribu hektare pada 2023 dan 150 ribu hektare pada 2024.

Saat ini, sorgum udah sukses dibudidayakan di Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.



Videografis Terkait