Lihat Semua : motion_grafis
[Motion Grafis] Garam Berlebih Tingkatkan Risiko Penyakit
Dipublikasikan pada 6 years ago , Redaktur: Andrean W. Finaka, Riset : Siap Bangun Negara / Desain : Ananda Syaifullah / View : 1.386 |
Indonesiabaik.id - Selama 2017, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (RI) gencar menyuarakan rumus G4 G1 L5 dalam programnya. Apakah itu? Ya, dalam setiap sajian, masyarakat sebaiknya memperhatikan kandungan gula, garam dan lemak. Batasan konsumsi gula, garam, dan lemak yang disarankan Kementerian Kesehatan per orang per hari adalah: Gula tidak lebih dari 50 gr (4 sendok makan); Garam tidak melebihi 2000 mg natrium/sodium atau 5 gr (1 sendok teh), dan untuk lemak hanya 67 gr (5 sendok makan minyak). Untuk memudahkan mengingat rumusannya adalah G4 G1 L5.
Gula merupakan salah satu sumber energi yang dibutuhkan manusia. Namun, jika berlebihan, gula dapat menyebabkan obesitas dan memicu diabetes tipe 2. Di dalam buah-buahan segar terdapat gula alami, sehingga sebenarnya tambahan gula tidak dibutuhkan lagi.
Sementara itu, garam mengandung natrium dan sodium. Garam dalam jumlah sedikit dibutuhkan untuk mengatur kandungan air dalam tubuh. Jika berlebihan, garam dapat menyebabkan hipertensi hingga stroke. Sedangkan lemak, juga diperlukan dalam tubuh sebagai cadangan energi. Lemak berlebih dapat meningkatkan risiko penyakit jantung hingga kanker. Lemak dapat berbentuk padat dan cair (minyak). Lemak pun banyak ditemui pada makanan yang digoreng.
Adapun dalam Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) pada Maret 2016 yang dipaparkan oleh Badan Pusat Statistik memperlihatkan 10 provinsi di Indonesia dengan konsumsi garam tertinggi per orang dalam seminggu (per gram). Nusa Tenggara Barat menjadi provinsi dengan tingkat konsumsi garam tertinggi di Indonesia yakni sebesar 32,82 gram per orang dalam seminggu.