Lihat Semua : infografis
Bagaimana Agar BBM Subsidi Tepat Sasaran?
Dipublikasikan pada 2 years ago , Redaktur: Andrean W. Finaka, Riset : Rosi Oktari / Desain : Ananda Syaifullah / View : 7.630 |
indonesiabaik.id - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) secara terang-terangan menyatakan penyaluran subsidi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi selama ini tidak tepat sasaran.
BBM Bersubsidi Belum Sesuai Sasaran
Menkeu Sri Mulyani Indrawati, pada Rapat Kerja Badan Anggaran DPR dengan Pemerintah mengatakan, jika distribusi manfaat subsidi dan kompensasi energi saat ini lebih banyak dinikmati oleh kelompok masyarakat mampu.
Sementara, jika dibandingkan dengan subsidi dan kompensasi tiga tahun sebelumnya yakni Rp144,4 triliun pada 2019, Rp199,9 triliun pada 2020, dan Rp188,3 triliun tahun 2021, maka kenaikan jumlah subsidi dan kompensasi tahun 2022 sangat besar.
Menkeu Sri menyatakan, APBN Tahun 2022 menjadi shock absorber telah bekerja keras. Konsekuensinya, subsidi dan kompensasi energi jumlahnya meningkat tiga kali lipat, yaitu dari APBN 2022 awal Rp152,5 triliun menjadi Rp502,4 triliun.
Menurut Menkeu Sri, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, langkah yang dilakukan adalah mulai melakukan pengalihan subsidi yang begitu besar sebagian untuk langsung diberikan kepada kelompok yang tidak mampu.
Sebab, akan berdampak kesenjangan yang makin besar jika ratusan triliun rupiah hanya 5% dinikmati kelompok tidak mampu dan 20% dinikmati oleh kelompok tidak mampu.
Realisasi BBM Bersubsidi
Menurut data BPS terbaru yang disampaikan Kemenkeu pada 29 Agustus 2022, realisasi BBM bersubsidi belum tepat sasaran. Berikut rinciannya;
- BBM Solar
Sebesar 89% dinikmati dunia usaha, dan hanya 11% dinikmati kalangan rumah tangga.
Lebih parahnya, dari yang dinikmati rumah tangga itu ternyata 95% dinikmati rumah tangga mampu dan hanya 5% yang dinikmati rumah tangga miskin seperti petani dan nelayan.
- BBM Pertalite
Sebesar 86% digunakan kalangan rumah tangga, dan 14% dinikmati kalangan dunia usaha.
Tapi mirisnya, dari porsi rumah tangga itu, 80% di antaranya dinikmati oleh rumah tangga mampu dan hanya 20% dinikmati oleh rumah tangga miskin.
- BBM Pertamax
Sebesar 98% dinikmati kalangan rumah tangga, namun 86% dinikmati rumah tangga mampu, sementara hanya 14% dinikmati rumah tangga miskin.
- LPG 3 kg
Sebesar 68%, angka yang cukup besar menunjukan bahwa LPG bersubsidi dengan berat 3kg lebih banyak dinikmati masyarakat mampu.