Lihat Semua : infografis

Patung-patung Pahlawan Nasional Perempuan Indonesia


Dipublikasikan pada 3 years ago , Redaktur: Andrean W. Finaka, Riset : Siap Bangun Negara / Desain : M. Ishaq Dwi Putra /   View : 7.200


Indonesiabaik.id   -   Tahukah SohIB bahwa hingga peringatan Hari Pahlawan 2019, Indonesia telah menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada 15 perempuan Indonesia. Hanya saja, baru lima di antara mereka yang dibuatkan patung atau monumennya lho.

Ya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) Rabu (5/2) pagi, meresmikan Monumen Pahlawan Nasional Ibu Agung Hj. Fatmawati Sukarno di Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu. Sebelum meresmikan monumen, Presiden Jokowi yang tiba pukul 10.30 WIB, terlebih dahulu meninjau rumah Ibu Negara Pertama Republik Indonesia (RI) tersebut. 

Di dalam rumah yang menjadi museum terdapat sejumlah memorabilia, antara lain mesin jahit kuno yang dipakai untuk menjahit bendera Merah Putih yang dikibarkan pada 17 Agustus 1945. Monumen istri dari Presiden Pertama RI, Soekarno, yang juga merupakan penjahit bendera pusaka merah putih ini, berdiri kokoh di Simpang Lima Ratu Samban, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu. 

Sebagai informasi, Monumen ini adalah karya seniman Nyoman Nuarta. Untuk diketahui, Fatmawati menikah dengan Presiden Soekarno pada 1 Juni 1943 dan dianugerahi 5 orang anak, yaitu Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri,  Sukmawati Soekarnoputri, dan Guruh Soekarnoputra. Pada era Presiden Abdurrahman Wahid, Fatmawati dianugerahi gelar Pahlawan Nasional, melalui surat Keputusan Presiden RI No 118/TK/2000 tanggal 4 November 2000.

Nah ternyata, Ibu Agung Hj. Fatmawati Sukarno merupakan pahlawan nasional perempuan Indonesia kelima yang telah dibuatkan patungnya. Sebelum ini ada empat pahlawan nasional perempuan Indonesia yang telah dibuatkan patungnya. Siapa saja ya?

Patung Martha Christina Tiahahu - Maluku

Patung Martha Christina Tiahahu terletak di Kelurahan Karang Panjang, Kota Ambon. Lokasinya bersebelahan dengan kantor DPRD Maluku. Di bagian dasar patung, tertera tulisan, “Martha C. Tiahahu, mutiara Nusa Laut (Pulau), Pahlawan Nasional RI, yang berjuang untuk mengusir penjajah Belanda dari Maluku, jatuh pada Januari 2, 1818.”

Patung Maria Walanda Maramis - Sulawesi Utara

Patung Maria Walanda Maramis ditampilkan dengan menggandeng anak perempuan. Patung itu ada di Kota Manado, di Jalan Walanda Maramis, di persimpangan Kelurahan Komo Luar. Selain Manado, daerah lain di Sulawesi Utara yang juga punya patung Maria Walanda Maramis adalah di Kabupaten Minahasa Utara. Lokasi patungnya ialah di komplek makamnya, yakni di Desa Maumbi. Di sana, patungnya ditampilkan setengah badan.

Fokus perjuangan Maria adalah untuk menyetarakan hak perempuan dengan laki-laki. Dorongannya untuk berjuang adalah karena perempuan dilarang mengenyam pendidikan tinggi. Mareka hanya boleh bersekolah di tingkat dasar.

Patung Nyi Ageng Serang - Daerah Istimewa Yogyakarta

Tahu Ki Hajar Dewantara? Nah, Nyi Ageng Serang adalah nenek dari bapak pendidikan nasional itu. Saat perang Diponegoro pecah, yakni pada 1825-1830, Nyi Ageng ikut terlibat. Saat itu ia sudah memasuki usia senja. Bayangkan, sudah berusia 73 tahun! Meskipun demikian, ia tetap gigih. Dengan digotong di tandu, Nyi Ageng memimpin pasukannya. Kala itu, ia berperang di Kabupaten Kulon Progo.

Patung Nyi Ageng Serang ada di proliman (simpang lima) Wates, Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta. Patung yang kalian lihat pada gambar di atas merupakan patung terbaru yang terletak di tengah jalan. Sebelumnya, sudah ada patung Nyi Ageng yang terletak di sudut jalan.

Patung Nyi Ageng yang baru berukuran lebih besar dan tinggi. Di bawahnya, ada penyangga bulat yang bertuliskan “Monumen Nyi Ageng Serang”. Alasan pemberian tulisan “Monumen Nyi Ageng Serang” adalah agar masyarakat paham bahwa patung wanita yang mengendarai kuda itu bernama Nyi Ageng.

Patung Tiga Putri - Jawa Tengah

Saat melintasi bundaran Ngabul di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, kalian akan melihat patung tiga wanita. Ada yang mengangkat keris, ada yang memanah, dan ada yang membaca buku. Ketiga sosok wanita itu merupakan pahlawan dari berbagai zaman yang berjasa bagi Jepara.

Patung wanita yang ditampilkan dengan mengangkat keris adalah Ratu Shima. Ia adalah pemimpin Kerajaan Kalingga periode 674—695 M. Patung wanita yang ditampilkan dengan gaya memanah adalah Ratu Kalinyamat. Nama aslinya adalah Retna Kencana. Ia adalah pemimpin Kerajaan Kalinyamat periode 1527—1536. Ratu Kalinyamat dikenal akan keberaniannya melawan Portugis.

Terakhir, ada patung wanita yang ditampilkan dengan gaya sedang membaca buku. Ia adalah R.A.Kartini. Kalau yang ini, kalian pasti pada tahu, kan? Kartini adalah pelopor emansipasi wanita. Ia berjuang agar wanita mendapat pendidikan yang layak, bukan sekadar bisa memasak, berdandan, dan melahirkan. Patung Kartini menghadap ke Kecamatan Mayong yang merupakan tempat kelahirannya.



Infografis Terkait