Indonesiabaik.id - Potensi kawasan dan pemanfaatan sumberdaya alam laut di kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu sangat melimpah. Oleh karenanya pemerintah telah membagi zonasi pengelolaannya melalui Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Departemen Kehutanan Nomor SK.05/IV-KK/2004 tanggal 27 Januari 2004.

Pembagiannya diawali oleh lahan seluas 4.449 hektare sebagai zona inti taman nasional, di mana di zona ini merupakan bagian kawasan taman nasional yang mutlak dilindungi dan tidak diperbolehkan adanya perubahan apapun oleh aktivitas manusia.

Kemudian diikuti oleh zona perlindungan taman nasional seluas 26.284,50 hektare yang merupakan bagian kawasan taman nasional yang berfungsi sebagai penyangga zona inti taman nasional. Lalu ada zona pemanfaatan wisata taman nasional seluas 59.634,50 hektare di mana ini merupakan bagian kawasan taman nasional yang dijadikan sebagai pusat rekreasi dan kunjungan wisata. Lantas yang terakhir adalah zona pemukiman taman nasional seluas 17.121 hektare merupakan bagian kawasan taman nasional yang dijadikan sebagai pusat pemerintahan dan perumahan penduduk masyarakat.

Taman Nasional Kepulauan Seribu tersusun oleh ekosistem pulau-pulau sangat kecil dan perairan laut dangkal, yang terdiri dari gugus kepulauan dengan 78 pulau sangat kecil, 86 gosong pulau dan hamparan laut dangkal pasir karang pulau sekitar 2.136 hektar (reef flat 1.994 ha, laguna 119 ha, selat 18 ha dan teluk 5 ha), terumbu karang tipe fringing reef, mangrove dan lamun bermedia tumbuh sangat miskin hara/lumpur, dan kedalaman laut dangkal sekitar 20-40 m. Dari jumlah pulau yang berada di dalam kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu yang berjumlah 78 pulau, diantaranya 20 pulau sebagai pulau wisata, 6 pulau sebagai hunian penduduk dan sisanya dikelola perorangan atau badan usaha.