Lihat Semua : artikel

Stop Stigma, Yuk Kenali Cara Pencegahan HIV Mulai dari Sekarang!


Dipublikasikan pada 8 days ago , Redaktur: Andrean W. Finaka, Riset : Redaksi SohIB / Desain : Redaksi SohIB /   View : 57

Halo, SohIB! HIV adalah salah satu isu kesehatan yang sering diselimuti stigma dan kurangnya informasi yang benar. Padahal, ada banyak cara untuk mencegah HIV yang efektif. Kali ini, kita bahas tiap poin pencegahannya secara lebih lengkap, ya. Simak sampai selesai!

1. Gunakan Kondom Saat Berhubungan Seksual

Salah satu cara utama penularan HIV adalah melalui hubungan seksual tanpa pengaman. Kondom bertindak sebagai pelindung utama yang mencegah perpindahan virus melalui cairan tubuh.

  • Apa itu kondom? Kondom adalah alat kontrasepsi berbahan lateks atau poliuretan yang dirancang untuk mencegah masuknya sperma dan cairan tubuh selama hubungan seksual.

  • Cara kerja: Kondom menciptakan penghalang fisik antara cairan tubuh pasangan, sehingga virus seperti HIV tidak dapat berpindah.

  • Tips penggunaan:

    • Pilih kondom yang sesuai ukuran dan sudah memiliki sertifikasi keamanan.

    • Buka kemasan dengan hati-hati, jangan gunakan benda tajam seperti gunting.

    • Gunakan kondom sejak awal hingga akhir aktivitas seksual.

    • Jangan gunakan kondom yang sudah kedaluwarsa atau terlihat rapuh.

Penggunaan kondom secara konsisten dapat menurunkan risiko penularan HIV hingga 99%.

2. Hindari Penggunaan Jarum Suntik Bersama-sama

Jarum suntik yang tidak steril atau digunakan bersama-sama dapat menjadi media penularan HIV. Virus dapat masuk melalui darah yang tertinggal pada jarum.

Penjelasan Lengkap:

  • Situasi risiko tinggi:

    • Penggunaan narkoba suntik.

    • Proses medis tanpa standar kebersihan yang baik.

    • Tato atau tindik menggunakan alat yang tidak steril.

  • Cara mencegah:

    • Pastikan jarum suntik yang digunakan adalah sekali pakai dan steril.

    • Hindari berbagi alat seperti jarum atau pisau cukur, terutama dengan orang lain.

    • Jika ingin membuat tato atau tindik, pilih tempat yang profesional dan terpercaya.

Dengan memastikan alat yang digunakan steril, SohIB bisa mencegah risiko HIV dan infeksi lainnya.

3. Rutin Melakukan Tes HIV

Tes HIV adalah langkah penting untuk mengetahui status kesehatan terkait virus ini. Semakin cepat dideteksi, semakin cepat pula penanganan dapat dilakukan.

  • Kenapa harus tes?

    • Banyak orang dengan HIV tidak menunjukkan gejala awal, sehingga sering tidak menyadari bahwa mereka telah terinfeksi.

    • Dengan tes, kamu bisa mengetahui status kesehatanmu dan mencegah penyebaran virus ke orang lain.

  • Siapa yang perlu tes?

    • Semua orang aktif secara seksual.

    • Orang yang pernah menggunakan jarum suntik bersama.

    • Pasangan ODHA atau orang dengan risiko tinggi.

  • Di mana tes dilakukan?

    • Fasilitas kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, atau klinik kesehatan reproduksi.

    • Beberapa komunitas juga menyediakan layanan tes HIV gratis dan anonim.

Tes HIV sangat penting untuk menjaga kesehatan pribadi dan orang lain di sekitar kita.

4. Gunakan Profilaksis Pra-Pajanan (PrEP)

PrEP (Pre-Exposure Prophylaxis) adalah obat pencegahan yang diminum setiap hari untuk mengurangi risiko tertular HIV, terutama untuk mereka yang memiliki risiko tinggi.

  • Siapa yang dianjurkan mengonsumsi PrEP?

    • Pasangan ODHA yang negatif HIV.

    • Orang dengan banyak pasangan seksual.

    • Pekerja seks atau orang yang sering menggunakan jarum suntik bersama.

  • Efektivitas PrEP:

    • Jika diminum secara teratur, PrEP dapat mengurangi risiko tertular HIV hingga 99% melalui hubungan seksual dan sekitar 74% melalui jarum suntik.

  • Cara mendapatkannya:

    • Konsultasikan ke dokter di fasilitas kesehatan atau klinik khusus.

    • Ikuti jadwal pemeriksaan berkala selama menggunakan PrEP.

PrEP adalah langkah perlindungan tambahan yang efektif untuk mereka dengan risiko tinggi.

5. Gunakan Obat Pencegahan Setelah Paparan (PEP)

Jika SohIB merasa telah terpapar risiko HIV (misalnya, berhubungan seksual tanpa kondom dengan pasangan yang statusnya tidak diketahui), PEP (Post-Exposure Prophylaxis) bisa menjadi solusi.

  • Apa itu PEP?

    • PEP adalah obat antiretroviral yang diminum selama 28 hari untuk mencegah virus berkembang di tubuh.

  • Kapan harus diminum?

    • Harus diminum dalam waktu 72 jam setelah paparan. Semakin cepat diminum, semakin tinggi tingkat keberhasilannya.

  • Di mana mendapatkannya?

    • Puskesmas, rumah sakit, atau klinik kesehatan yang menyediakan layanan HIV/AIDS.

Ingat, PEP adalah langkah darurat. Lebih baik melakukan pencegahan utama seperti menggunakan kondom atau PrEP.

6. Jangan Berbagi Barang Pribadi yang Berpotensi Kontak Darah

Beberapa barang pribadi seperti pisau cukur, sikat gigi, atau alat cukur kuku dapat menjadi media penularan HIV jika terdapat darah.

  • Barang apa saja yang perlu dihindari penggunaannya bersama-sama?

    • Pisau cukur.

    • Sikat gigi.

    • Alat tindik atau alat cukur kuku.

  • Tips menjaga kebersihan:

    • Pastikan semua alat yang SohIB gunakan adalah milik pribadi.

    • Jika meminjam alat orang lain, pastikan alat tersebut steril.

Kebiasaan ini tidak hanya mencegah HIV, tetapi juga infeksi lainnya seperti hepatitis.

7. Tingkatkan Edukasi Diri dan Orang Lain

Pencegahan HIV juga memerlukan pengetahuan yang benar. Dengan edukasi, SohIB bisa membantu mengurangi stigma dan menyebarkan informasi yang tepat.

  • Fakta tentang HIV yang perlu diketahui:

    • HIV tidak menular melalui pelukan, bersalaman, atau berbagi makanan.

    • ODHA tetap bisa hidup sehat dengan pengobatan antiretroviral (ARV).

  • Cara menyebarkan edukasi:

    • Bagikan artikel atau informasi dari sumber terpercaya.

    • Ajak teman atau keluarga untuk berdiskusi tentang pencegahan HIV.

Dengan edukasi, SohIB membantu menciptakan lingkungan yang lebih peduli dan bebas stigma.

8. Bangun Komunikasi Terbuka dengan Pasangan

Bagi SohIB yang memiliki pasangan, penting untuk berbicara secara terbuka tentang kesehatan seksual.

  • Hal yang perlu didiskusikan:

    • Riwayat kesehatan seksual.

    • Keinginan untuk melakukan tes HIV bersama.

    • Penggunaan kondom atau keputusan menggunakan PrEP.

  • Manfaat komunikasi:

    • Meningkatkan rasa saling percaya.

    • Membantu melindungi diri dan pasangan dari risiko penyakit menular seksual.

Komunikasi adalah kunci untuk hubungan yang sehat dan penuh kepercayaan.

SohIB, mencegah HIV bukan hal yang sulit asalkan kita sadar dan mau menerapkan langkah-langkah di atas. Setiap tindakan kecil yang kita ambil, seperti menggunakan kondom atau tidak berbagi barang pribadi, adalah bentuk perlindungan yang besar.

Yuk, mulai sekarang, terapkan langkah-langkah pencegahan ini dan bantu sebarkan informasi positif ke orang-orang terdekat. Bersama, kita bisa menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan peduli!