Indonesiabaik.id   -   Menurut data Kepolisian Republik Indonesia per Januari - Juni 2020 atau selama masa pandemi, narkoba di Indonesia mengalami peningkatan kasus dari sebelumnya. Peredaran narkoba terjadi di berbagai daerah di Indonesia. 

Narkoba saat ini tidak hanya berada di perkotaan, tetapi juga telah masuk ke pelosok pedesaan. Bahkan, berdasarkan data BNN, jumlah pengguna narkoba di Tanah Air sudah mencapai empat juta orang atau hampir menyaingi jumlah penduduk negara tetangga, Singapura.

Jajaran Polri dalam kurun waktu dua minggu berturut-turut telah berhasil mengungkap penyelundupan sabu dari jaringan narkoba international yakni 821 kg di Serang, Banten pada Sabtu (23/5) dan hari Kamis (4/6) 402 kg. Jika ditotal kurang lebih seberat 1,2 ton.

Disisi lain, Kalimantan Timur disebut adanya  penggagalan peredaran Narkoba sebanyak 65 bungkus Narkotika jenis Sabu dengan berat total 65 Kg, Senin (11/5/2020).

Pada 10 Juni, Polres Jakarta Barat memusnahkan barang bukti narkoba hasil operasi selama pandemi. Barang bukti yang dimusnahkan itu terdiri dari narkotika dan obat/bahan berbahaya (narkoba) berupa 29,5 kilogram sabu dan 791 butir pil ekstasi itu didapatkan dalam penangkapan selama dua bulan terakhir.

Daerah-daerah di Indonesia beberapa memang disebut kawasan merah atau paling rawan peredaran narkoba, salah satunya Ibu Kota Indonesia itu sendiri.

Berikut daerah rawan narkoba yang tersebar di Indonesia;

Aceh (64)

Sumatera Utara (59)

Sumatera Barat (5)

Jambi (26)

Kepulauan Bangka Belitung (6)

Kepulauan Riau (11)

Riau (3)

Bengkulu (6)

Sumatera Selatan (10)

Lampung (24)

Banten (31)

DKI Jakarta (117)

Jawa Barat (33)

Jawa Tengah (20)

Jawa Timur (33)

D.I. Yogyakarta (6)

Kalimantan Utara (25)

Kalimantan Barat (23)

Kalimantan Selatan (28)

Kalimantan Tengah (7)

Kalimantan Timur (3)

Sulawesi Utara (2)

Sulawesi Barat (8)

Sulawesui Selatan (17)

Sulawesi Tengah (6)

Gorontalo (3)

Bali (3)

NTB (30)

NTT (7)

Maluku (3)

Maluku Utara (11)

Papua Barat (5)

Papua (10)