Lihat Semua : infografis
Tuberkulosis (TBC) di Indonesia
Dipublikasikan pada 7 months ago , Redaktur: Andrean W. Finaka, Riset : Yuli Nurhanisah / Desain : Ananda Syaifullah / View : 4.394 |
indonesiabaik.id - Tuberkulosis (TBC) merupakan masalah kesehatan dunia termasuk Indonesia. Di Indonesia, kasus TBC masih menjadi masalah kesehatan yang belum terselesaikan.
Berdasarkan Global TB Report 2023, Indonesia menempati peringkat kedua di dunia yang memiliki estimasi kasus TBC baru sebanyak 1.060.000 kasus dengan kematian mencapai 134.000 per tahun, angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Kasus TBC di Indonesia
Lebih dari 724.309 kasus TBC baru ditemukan pada 2022, dan jumlahnya meningkat menjadi 792.404 kasus pada 2023. Jumlah ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan kasus sebelum pandemi yang rata-rata penemuannya dibawah 600.000 per tahun.
Karenanya, angka kenaikan kasus ini menjadi tantangan baru bagi Indonesia yang menargetkan untuk mengeliminasi TBC pada tahun 2030. Hingga saat ini Indonesia bahkan masih menempati urutan kedua sebagai negara dengan jumlah kasus tuberkulosis terbanyak di dunia.
Apa Itu Tuberkulosis (TBC)?
TBC merupakan penyakit kronis yang dapat menular dari satu orang ke orang di sekitarnya, disebabkan oleh bakteri/kuman Mycobacterium Tuberculosis. Penularan TBC terjadi sangat mudah melalui udara, dapat berasal dari percikan droplet saat berbicara, batuk atau bersin.
TBC utamanya menyerang organ paru, namun ternyata TBC juga dapat menyerang organ tubuh lain seperti selaput otak, kulit, tulang, kelenjar getah bening, dan lainnya ketika bakteri TBC keluar dari paru-paru melalui aliran darah. Kondisi ini disebut TBC Ekstra Paru.
Bakteri TBC dapat menular melalui udara ketika partikel dahak orang dengan TBC paru keluar saat batuk, bersin dan berbicara. Percikan-pericakan dahak tersebut yang mengandung bakteri dan dapat melayang-layang di udara seingga terhirup oleh orang lain.
Penderita TB Paru dengan BTA Positif, dapat menularkan kepada 10-15 orang per tahun di sekitarnya. Umumnya, gejala utama adalah batuk berdahak terus-menerus selama 2-3 minggu atau lebih.
Pencegahan Tuberkulosis (TBC)
Agar terhindar dari penularan TBC, lakukan beberapa upaya pencegahan berikut:
-
Terapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) antara lain seperti mengonsumsi makanan bergizi seimbang (kaya protein: ikan, ayam, kacang-kacangan), berolahraga kecil teratur, istirahat yang cukup, hindari perilaku merokok dan konsumsi alkohol, menjalankan etika batuk yang tepat, menggunakan masker, menjaga lingkungan sekitar tetap bersih.
-
Vaksinasi BCG bagi bayi baru lahir.
-
Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) sebagai obat pencegahan agar tidak tertular TBC, terutama bagi kontak serumah dan Orang dengan HIV (ODHIV).
-
Temukan dan Obati Sampai Sembuh (TOSS TBC) sehingga dapat menghentikan rantai penularan dan mencegah kematian akibat TBC. Keberhasilan pengobatan TBC ditentukan dengan 3T: Tepat Dosis, Tepat Cara dan Tepat Waktu.