Lihat Semua : motion_grafis
Kenali Tanda-tanda Kemungkinan Anak Jadi Korban Kekerasan
Dipublikasikan pada 5 years ago , Redaktur: Andrean W. Finaka, Riset : Siap Bangun Negara / Desain : Ananda Syaifullah / View : 7.037 |
Indonesiabaik.id - Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) mengatakan bahwa kekerasan pada anak bisa memunculkan masalah fisik maupun psikologis pada si anak di kemudian harinya. Secara fisik mungkin bisa dilihat dari sekujur tubuhnya ada tanda tanda bekas kekerasan. Secara psikis, anak yang menjadi korban kekerasan dapat mengalami masalah kejiwaan seperti : gangguan stres pasca trauma, depresi, cemas, dan psikotik.
Nah, orang tua sering sekali tidak menyadari atau terlambat mengetahui bahwa anaknya menjadi korban kekerasan. Oleh karena itu penting bagi orang tua untuk mengenali tanda dan gejala kemungkinan anak menjadi korban kekerasan, antara lain seperti: Mimpi buruk tanpa bisa dijelaskan penyebabnya, perhatian yang mudah teralihkan atau banyak melamun, terdapat perubahan pada pola makan, seperti tidak mau makan, nafsu makan yang berkurang, kesulitan menelan, adanya perubahan mood yang tiba tiba dari baik ceria menjadi mudah marah dan tersinggung, merasa tidak aman dan takut.
Tanda dan gejala lainnya seperti meninggalkan “kata kunci” seperti membicarakan tentang bagian tubuh terutama alat kelamin dan masalah seksual. Kemudian menulis, menggambar, atau bermain hal hal yang berhubungan dengan masalah seksual, berpikir atau merasa dirinya kotor dan jahat hingga muncul perasaan takut terhadap orang tertentu atau tempat tertentu yang sebelumnya tidak pernah demikian.
Lalu ada gejala seperti tiba-tiba memiliki benda atau uang atau pemberian tanpa alasan yang jelas, menunjukkan perilaku seksual orang dewasa, pada anak yang lebih besar tiba tiba perilakunya seperti anak kecil lagi yaitu mengompol, menggigit gigit jari, dll, hingga menolak membuka baju dan pakaian lainnya pada saat mandi atau saat ke toilet.
Apabila ditemukan adanya tanda-tanda seperti di atas maka sebaiknya para orang tua segera mengajak anak berbicara dari hati ke hati tentang adanya perilaku kekerasan yang dialaminya. Dan apabila memang ada peristiwa tersebut maka segeralah membawa si anak ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan fisik, laboratorium dan psikologis.