Lihat Semua : infografis
Masa Kepemimpinan Soekarno: HIPERINFLASI
Dipublikasikan pada 7 years ago , Redaktur: Andrean W. Finaka, Riset : Anggar Septiadi / Desain : Oktanti Putri Hapsari / View : 26.614 |
Ditengah kondisi politik dan ekonomi yang tidak stabil, berdampak pada laju inflasi yang sangat tinggi
hingga membuat kepercayaan orang untuk memegang uang menjadi hilang. Jumlah uang yang beredar
pun meningkat diiringi kenaikan harga.
Menghadapi sangat tingginya inflasi pemerintah kemudian mengambil beberapa kebijakan diantaranya
Devaluasi, Redenominasi, Membekukan Giro dan Deposito dan Senering.
Pada langkah Devaluasi, pemerintah pada 25 Agustus 1959 kemudian menurunkan nilai tukar rupiah
terhadap Dolar AS dengan nilai Rp11,4 / US$ menjadi Rp45/ US$. Untuk kebijakan Redominasi
pemerintah pada 13 Desember 1965 menurunkan nilai mata uang dan mengeluarkan uang baru dari
Rp.1.000 menjadi Rp1.
Sementara dengan kebijakan membekukan Giro dan Deposito, pemerintah pada 25 Agustus 1959
membekukan sebanyak 90 persen giro dan deposito diatas Rp25 ribu. Sedangkan untuk kebijakan
Senering atau pemotongan nilai mata uang, pemerintah pada 19 Desember 1965 menurunkan nilai uang
kertas dari Rp500 menjadi Rp50 dan Rp1000 menjadi Rp100.