Indonesiabaik.id - Penggunaan cantrang terbukti merusak ekosistem dasar laut. Tak hanya itu, cantrang ternyata juga minim nilai ekonomis karena dengan alat lain nelayan sebenarnya bisa mendapat hasil lebih banyak tanpa harus merusak lingkungan dan habitat ikan.

Data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan mengatakan bahwa hingga 82 persen hasil tangkapan cantrang tidak memiliki nilai ekonomis dan malah dibuang ke laut dalam keadaan mati. Tak heran, cantrang menimbulkan deplesi atau pengurangan stok ikan dan data distrupt karena biota yang dibuang tak tercatat sebagai produksi perikanan nasional.

Sebagai langkah awal melarang cantrang, pemerintah menjalankan program usulan penggantian cantrang tahun 2017 di beberapa provinsi sentra nelayan seperti Jateng, Jabar, Jatim, Kaltara, Lampung, Kalbar, Jambi, dan Sumut dengan total 14, 367 kapal dengan berat di bawah 10 GT.