Lihat Semua : infografis
Raksasa Baik Hati untuk NTT
Dipublikasikan pada 7 years ago , Redaktur: Andrean W. Finaka, Riset : Oktanti Putri Hapsari / Desain : Anggar Septiadi / View : 4.405 |
Indonesiabaik.id - Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dikenal sebagai provinsi yang sering mengalami kesulitan air untuk memenuhi kebutuhan permukiman perkotaan, peternakan dan pertanian. Ketersediaan air menjadi salah satu faktor penting bagi pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di NTT. Untuk itu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat saat ini tengah menyelesaikan empat bendungan raksasa di NTT.
Keempat bendungan tersebut yakni Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang, Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu dan Bendungan Napun Gete di Kabupaten Sikka. Sementara tahun ini pemerintah akan membangun Bendungan Temef di Kabupaten Timor Tengah Selatan, yang akan menjadi bendungan terbesar di NTT dengan daya tampung 81,15 juta meter kubik untuk memenuhi kebutuhan jaringan irigasi 6.000 hektar dan kebutuhan air baku 0,13 meter kubik per detik serta menghasilkan listrik 2,8 MW.
Progres pembangunan Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang mencapai 87,11% dan ditargetkan selesai pada Juli 2017. Bendungan ini diharapkan bisa menyediakan air baku dengan debit 100 liter per detik, irigasi 1.250 hektar lahan pertanian di Kecamatan Naibonat, Desa Raknamo dan Desa Manusak, pengendalian banjir daerah hilir Kota Kupang, pengembangan pariwisata, serta pembangkit listrik tenaga mikro dengan daya 0,22 MW.
Sementara pembangunan Bendungan Rotiklot, hingga kini telah mencapai 44%. Bendungan Rotiklot memiliki daya tampung sekitar 2,67 juta kubik ditargetkan pembangunannya selesai pada 2018. Bendungan ini diharapkan mampu mengairi jaringan irigasi seluas 139 hektar (padi), 500 hektar (palawija),mengurangi debit banjir 500 m3/detik, penyediaan listrik 0,15 MW, dan suplai air baku untuk masyarakat dan Pelabuhan Atapupu sebesar 40 liter per detik.
Selanjutnya, pembangunan Bendungan Napun Gete di Kabupaten Sikka, sampai saat ini mencapai 0,7% dan ditargetkan selesai pada akhir 2020.