indonesiabaik.id — Ramai akhir-akhir ini soal Quick Response Code Indonesian Standard atau disingkat QRIS nih, SohIB!

Jadi, menurut laporan National Trade Estimate yang dirilis oleh Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat  atau USTR pada 31 Maret 2025, negara Amerika Serikat menyoroti kebijakan standar nasional kode pembayaran QRIS yang digunakan negara kita.

Padahal jika kita lihat, sejak peluncuran QRIS pertama kali oleh Bank Indonesia pada momen peringatan HUT RI ke-74 alias pada 17 Agustus 2019 lalu, kita semakin mendapatkan kemudahan dalam bertransaksi.

QRIS diluncurkan sebagai standar pembayaran kode QR nasional untuk mengatasi fragmentasi metode pembayaran digital yang ada sebelumnya.

QRIS pun dianggap menjadi langkah strategis menuju kedaulatan ekonomi Indonesia, sekaligus sinyal kuat bahwa negeri ini ingin mengambil alih kendali atas arus uang, data, dan masa depan sistem keuangannya sendiri.

Perkembangan QRIS di Indonesia cukup masif. Bank Indonesia mencatat, nilai transaksi QRIS di tahun 2024 mencapai 82 triliun, lho!

Bank Indonesia juga gencar mengembangkan penggunaan QRIS. Kini, QRIS tak hanya dapat digunakan untuk bertransaksi di dalam negeri, tetapi juga bisa di luar negeri. 

Layanan QRIS juga terus dikembangkan, diperluas, dan bekerjasama dengan negara-negara tetangga. Mulai dari Thailand, Malaysia, Singapura. Lalu terus diperluas ke negara lainnya.

Bagaimana pendapatmu soal isu ini nih, SohIB?