Lihat Semua : videografis
[Photostory] Batik Rifaiyah: Dari Syiar Agama Menjadi Warisan Budaya
Dipublikasikan pada 6 years ago , Redaktur: Andrean W. Finaka, Riset : Abror Fauzi / Desain : M. Ishaq Dwi Putra / View : 2.983 |
Indonesiabaik.id - Batik Rifaiyah adalah batik asli Batang. Batik tersebut diajarkan oleh Kiai Rifa’i pada masa penjajahan Belanda. Karenanya dinamakan batik Rifaiyah untuk menghormati sang guru yang mengajarkan agama Islam sambil membatik. Saat menyebarkan agama Islam, Kiai Rifa’i mengajarkan cara membatik kepada para murid-muridnya. Sambil membatik, para seniman batik ini mendendangkan syair-syair bernuansa Islam.
Batik Rifaiyah memiliki beberapa pakem atau aturan. Yang utama adalah corak batiknya tidak boleh menggambarkan binatang dan mahluk hidup secara utuh. Corak ini biasanya disamarkan atau dipadu dengan corak tumbuhan, daun atau bunga. Cara pemakaiannya juga disarankan dengan dililit tradisional tanpa peniti dan tanpa digunting.
Salah satu ciri khas Batik Rifaiyah adalah batik ini tergambar pada dua sisi kainnya. Orang awam biasa menyebutnya “bolak balik”. Hanya boleh dua warna, biasa disebut bangbiron atau abang artinya merah dan biron artinya biru, maksimal tiga warna atau biasa disebut batik tiga negeri. Menurut Miftakhutin Ketua Paguyuban Batik Rifaiyah generasi sekarang yang mampu melakukan membatik secara langsung hanya tinggal empat orang dan berusia lanjut.
Para pembeli atau pecinta batik yang ingin membeli batik ini datang langsung ke Kampung Batik Rifaiyah di Desa Kali Pucang Wetan, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah atau ketika ada pameran. Batik dijual pada kisaran harga Rp400 ribu hingga Rp4 juta tergantung tingkat kesulitan prosesnya. Batik ini semakin sering dikenakan dan dicuci, semakin lama, semakin tua usianya akan semakin memancarkan aura warna khasnya.