Lihat Semua : infografis
Mengenal Lie Detector, Uji Kebohongan Kasus Pidana
Dipublikasikan pada 2 years ago , Redaktur: Andrean W. Finaka, Riset : Rosi Oktari / Desain : Nur Halimah Syafira / View : 16.820 |
indonesiabaik.id - Lie Detector atau disebut Uji Poligraf, merupakan gabungan dari alat kesehatan untuk mendeteksi seseorang, apakah berkata bohong atau jujur.
Fungsi Lie Detector
Alat pendeteksi kebohongan atau seringkali disebut Lie Detector, biasanya digunakan dalam membantu pihak penyidik dalam melakukan pemeriksaan tindak pidana, serta tindak pidana lain agar penyidikan dapat berjalan maksimal.
Tak hanya itu, alat yang disebut Uji Poligraf ini digunakan untuk menguji kebenaran atau bahkan kebohongan yang disampaikan pelaku kejahatan.
Lie Detector juga bisa menjadi alat pencari kebenaran dengan pendekatan scientific investigation atau investigasi ilmiah dalam menyidik dan melengkapi berkas suatu perkara. Sehingga, akan menghasilkan sebuah analisis penyidikan secara ilmiah, objektif, transparan, serta dapat dipertanggungjawabkan.
Dengan begitu, polisi akan terbantu dalam menentukan tersangka sebuah kejahatan dan memutuskan apakah perlu bagi polisi untuk menggali informasi lebih dalam tentang seseorang, atau mencari calon tersangka lain.
Sensor yang Diukur
Lie Detector bekerja dengan mengukur perubahan fisiologis yang terjadi pada tubuh, misalnya jumlah helaan napas, detak jantung, tekanan darah hingga reaksi mendadak pada kulit.
Jika mengalami perubahan dari tingkat normal, atau adanya perbedaan dan fluktuasi, maka ini bisa mengindikasikan seseorang berbohong.
Untuk mengetahui reaksi tekanan darah dan jantung, alat dipasang di pergelangan tangan. Untuk mengetahui reaksi ritme atau laju pernapasan, alat ditempelkan di dada dan perut. Sementara, untuk mengetahui reaksi keringat atau aktivitas elektrodermal, alat ditempelkan di jari-jari tangan.