Lihat Semua : infografis
Bangga! Indonesia Berhasil Temukan Kombinasi Obat Atasi Covid-19
Dipublikasikan pada 3 years ago , Redaktur: Andrean W. Finaka, Riset : Yuli Nurhanisah / Desain : Chyntia Devina / View : 2.267 |
Indonesiabaik.id - Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19, Badan Intelijen Negara (BIN) dan Universitas Airlangga telah bekerjasama dalam upaya pencarian obat untuk mengobati virus corona. Pihaknya melakukan penelitian terkait dengan regimen kombinasi obat dan juga jenis stem cell yang efektif.
5 Kombinasi Obat Atasi Covid-19
Adapun lima kombinasi regimen tersebut adalah Lopinavir-ritonavir-azitromisin, Lopinavir-ritonavir-doksisiklin Lopinavir-ritonavir-klaritromisin, Hidroksiklorokuin-azitromisin dan Hidroksiklorokuin-doksisiklin. Kombinasi regimen tersebut merupakan obat-obat yang sudah beredar di pasaran. Hal ini dilakukan demi efektivitas waktu dalam penelitian agar penderita Covid-19 bisa segera diobati dan pulih dari virus ini.
Tahapan Penelitian
Proses pertama yaitu uji toksisitas, apakah obat yang akan dipakai itu toksik atau tidak untuk sel tubuh. Kedua yaitu mengecek dan meneliti potensi obat yang digunakan tersebut seberapa besar daya bunuhnya terhadap virus Corona tersebut.
Ketiga, meneliti efektivitas obat tersebut berapa besar dan berapa lama berefek terhadap penghambatan dan penurunan jumlah virus. Pemanfaat regimen obat menggunakan obat yang beredar di pasaran. Ini disebabkan obat tersebut sudah melalui berbagai macam pengujian sampai dengan mendapatkan surat ijin edar dari Badan POM.
Tidak Hanya Obat, Tapi Juga Stem Cell
Sedangkan untuk jenis stem cell yang diteliti untuk potensi sebagai antiviral pada COVID-19 ini yaitu HSCs ( Haematopetics Stem Cells) dan NK (Natural Killer) Cells. Setelah diteliti potensinya dan efektivitasnya dengan uji tantang pada virus isolat Indonesia ini maka untuk HSCs yg diambil dari darah dibiakkan 3-4 Hari, didapatkan hasil setelah 24 jam virus menjadi tidak terdeteksi.
Sedangkan untuk NK cells, bahannya diambil dari Pheriperal blood mononucleated cells yang dikendalikan selama 7-14 hari di laboratorium sel punca. Setelah 72 jam, NK cells melakukan inaktivasi sebagian besar virus sehingga bisa direkomendasikan untuk preventif (pencegahan) dan juga pengobatan.