Lihat Semua : infografis

Bersama Mencegah DBD Merebak di Indonesia


Dipublikasikan pada 3 years ago , Redaktur: Andrean W. Finaka, Riset : Yuli Nurhanisah / Desain : Chyntia Devina /   View : 5.549


Indonesiabaik.id   -   Musim hujan merupakan salah satu waktu mewabahnya demam berdarah dengue (DBD). Berbeda dengan demam panas biasa, DBD ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi. Kenali gejala dan tanda-tanda awal DBD agar tak salah membedakan dengan panas demam biasa.

Kasus DBD

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahunnya sekitar 400 juta orang terinfeksi dengue. Sekitar 100 juta orang sakit karena infeksi dan 22 ribu diantaranya meninggal dunia. Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus Dengue,  ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes. Demam berdarah dengue banyak dijumpai terutama di daerah tropis dan sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB).

Gejala dan Pertolongan Pertama

Gejala awal demam berdarah dengue antara lain: demam tinggi mendadak berlangsung sepanjang hari, nyeri kepala, nyeri saat menggerakan bola mata dan nyeri punggung, kadang disertai adanya tanda-tanda perdarahan, pada kasus yang lebih berat dapat menimbulkan nyeri ulu hati, perdarahan saluran cerna, syok, hingga kematian. Masa inkubasi demam berdarah 3 s/d 14 hari tetapi pada umumnya 4 s/d 7 hari.

Beberapa upaya pertolongan awal terhadap penderita dapat dilakukan antara lain tirah baring (bedrest), perbanyak asupan cairan/ banyak minum sekurangnya 2 liter per hari, kompres hangat, bila demam tinggi dapat diberikan obat pereda demam (antipiretik) seperti parasetamol. 

Cegah dengan 3M Plus

Berdasarkan Kementerian Kesehatan, serangan penyakit DBD dapat dicegah dengan menjaga kebersihan lingkungan  di dalam rumah maupun di luar rumah, antara lain melalui peningkatan yang paling efektif dan efisien sampai saat ini yaitu kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus.

Kegiatan utamanya yaitu menguras, adalah membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain. Kemudian, menutup yaitu menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya serta memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk.

Kemudian, menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah dan terakhir menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain. Jadi, mari kita jaga kesehatan dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan demam berdarah serta aktif untuk bergotong royong melakukan langkah-langkah pencegahan penularan penyakit DBD.



Infografis Terkait