Lihat Semua : infografis
Cegah Stunting: Dimulai dari Calon Ibu, Sejak Usia Remaja
Dipublikasikan pada 8 months ago , Redaktur: Andrean W. Finaka, Riset : Rosi Oktari / Desain : Ananda Syaifullah / View : 3.254 |
indonesiabaik.id - Untuk lahirkan anak bebas stunting, calon ibu harus sudah memperhatikan kondisinya sejak usia remaja, salah satunya bebas anemia.
Jika biasanya stunting selalu dikaitkan dengan ibu hamil, ASI eksklusif, dan pola makan pada periode emas pertumbuhan anak.
Namun sebenarnya, untuk melahirkan anak yang sehat dan bebas stunting, perlu diperhatikan sejak masa remaja. Yaitu salah satunya bebas anemia.
Apa Dampak Anemia Bagi Remaja?
Dampak anemia memang kadang tidak terlihat langsung. Tapi kalau dibiarkan terus-menerus tentunya akan mempengaruhi kehidupan remaja, bahkan masa depannya.
Mulai dari menurunnya prestasi sekolah, badan yang mudah lelah atau bahkan mudah sakit-sakitan, lebih rentan terhadap keracunan, terganggunya fungsi kognitif alias bikin kamu tulalit, serta berkurangnya produktivitasmu di dalam rumah maupun komunitas.
Bahkan ketika dewasa nanti, remaja perempuan dengan anemia dapat memberikan dampak kurang sehat bagi kandungannya.
-
Remaja putri yang anemia berisiko menjadi wanita usia subur yang anemia, selanjutnya menjadi ibu anemia yang dapat mengalami kekurangan energi kronis saat hamil nanti.
-
Kekurangan energi kronis pada ibu hamil bisa meningkatkan kemungkinan melahirkan bayi berat badan lahir rendah (BBLR) dan stunting.
1. Dampak Jangka Pendek
Anemia bisa menurunkan daya tahan tubuh penderitanya sehingga mudah terkena penyakit infeksi
Anemia menyebabkan kurangnya oksigen ke sel otot dan sel otak, ini bisa membuat kebugaran dan ketangkasan berpikir kamu menurun yang tentu saja bisa membuat prestasi belajar dan produktivitas kerja/kinerja kamu jadi ikutan turun.
2. Dampak Jangka Panjang
Dampak anemia pada rematri dan Wanita Usia Subur akan terbawa hingga dia menjadi ibu hamil anemia yang bisa mengakibatkan perdarahan sebelum dan saat melahirkan yang dapat mengancam keselamatan ibu dan bayinya
Sedangkan bayi yang dikandungnya dapat mengalami Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT), kelahiran prematur, BBLR, dan gangguan tumbuh kembang anak, di antaranya stunting dan gangguan neurokognitif.
Bayi yang lahir dengan cadangan zat besi (Fe) rendah akan berlanjut menderita anemia pada bayi dan usia dini, hal ini bisa meningkatkan risiko kesakitan dan kematian neonatal dan bayi
Bagaimana Cara Mencegahnya?
Untuk mencegahnya, Kementerian Kesehatan melakukan intervensi spesifik dengan pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja puteri dan ibu hamil. Selain itu, Kemenkes juga melakukan penanggulangan anemia melalui edukasi dan promosi gizi seimbang, fortifikasi zat besi pada bahan makanan serta penerapan hidup bersih dan sehat.
Komitmen Indonesia untuk mengatasi triple burden of malnutritions dengan memberikan tablet tambah darah untuk remaja putri sejak tahun 2016.