Lihat Semua : infografis
Setop Cyberbullying, Semua Orang Berhak Merasakan Tenang
Dipublikasikan pada 3 years ago , Redaktur: Andrean W. Finaka, Riset : Rosi Oktari / Desain : M. Ishaq Dwi Putra / View : 10.741 |
Indonesiabaik.id - Cyberbullying menjadi persoalan yang sering terjadi seiring melesatnya penggunaan digital di era sekarang. Cyberbullying atau perundungan dunia maya ialah bullying/perundungan dengan menggunakan teknologi digital.
Hal ini dapat terjadi di berbagai ruang siber seperti media sosial, platform chatting, platform bermain game, dan ponsel. Perilaku ini biasanya ditujukan untuk menakuti, membuat marah, atau mempermalukan mereka yang menjadi sasaran.
Bentuk perilaku cyberbullying bisa berupa penyebarkan kebohongan tentang seseorang atau memposting foto memalukan tentang seseorang di media sosial; mengirim pesan atau ancaman yang menyakitkan melalui platform chatting; menuliskan kata-kata menyakitkan pada kolom komentar media sosial; atau memposting sesuatu yang memalukan/menyakitkan.
Bahkan bisa sampai perilaku meniru atau mengatasnamakan seseorang (misalnya dengan akun palsu atau masuk melalui akun seseorang) dan mengirim pesan jahat kepada orang lain atas nama mereka.
Kadang-kadang pelaku bullying akan menertawakan sasarannya dengan mengatakan “cuma bercanda kok,” atau “jangan dianggap serius dong.”
Iya, semua teman suka bercanda dengan satu sama lain, tetapi kadang-kadang adakalanya memang sulit untuk mengatakan apakah seseorang hanya sedang bersenang-senang atau mencoba menyakitimu, terutama saat di internet.
Tetapi kalau kamu merasa terluka atau berpikir sepertinya mereka ‘menertawakanmu’ bukan ‘tertawa bersamamu’, maka lelucon atau candaannya mungkin sudah terlalu jauh.
Dan bahkan kalau itu terus berlanjut setelah kamu meminta orang itu untuk berhenti dan kamu masih saja merasa kesal tentang hal itu, maka ini bisa jadi adalah bullying.
Tahu tidak dampak bullying?
Dampaknya dapat bertahan lama dan memengaruhi seseorang dalam banyak cara:
Secara Mental — merasa kesal, malu, bodoh, bahkan marah
Secara Emosional — merasa malu atau kehilangan minat pada hal-hal yang kamu sukai
Secara Fisik — lelah (kurang tidur), atau mengalami gejala seperti sakit perut dan sakit kepala
Bahkan dalam kasus ekstrim, perasaan ditertawakan atau dilecehkan oleh orang lain dapat membuat seseorang tidak ingin membicarakan atau mengatasi masalah tersebut dan dapat menyebabkan seseorang mengakhiri nyawanya sendiri.
Bullying secara langsung atau tatap muka dan cyberbullying seringkali dapat terjadi secara bersamaan. Namun bedanya, cyberbullying meninggalkan jejak digital – sebuah rekaman atau catatan yang dapat berguna dan memberikan bukti ketika membantu menghentikan perilaku salah ini. Miris tidak?
Setiap orang berhak merasakan tenang, memiliki kesenangannya sendiri mengekspresikan diri ketika di ruang siber. Setiap orang berhak mendapat ketenangan, bukan pembulian atau perundungan. Yuk, stop bullying!