Lihat Semua : infografis
Fakta Indonesia di Olimpiade
Dipublikasikan pada 4 years ago , Redaktur: Andrean W. Finaka, Riset : Siap Bangun Negara / Desain : M. Ishaq Dwi Putra / View : 97.650 |
Indonesiabaik.id - Indonesia pertama kali mengikuti Olimpiade pada tahun 1952 di Helsinki, Finlandia dan telah mengirimkan atlet untuk berkompetisi dalam setiap Olimpiade Musim Panas, kecuali pada tahun 1964 di Tokyo, Jepang karena kontroversi menyangkut GANEFO dan pada tahun 1980 di Moskwa, Rusia, ketika Indonesia turut serta dalam boikot yang dipimpin AS pada Olimpiade Musim Panas 1980 sehubungan dengan perang Soviet-Afganistan.
Atlet Indonesia telah memenangkan total 32 medali, sembilan belas dari cabang olahraga bulu tangkis, dua belas dari angkat besi dan satu dari panahan. Di antara negara-negara di Asia Tenggara, Indonesia menempati urutan kedua dalam hal jumlah medali emas (7) dan medali secara keseluruhan (32), hanya di belakang Thailand, yang memiliki total 33 medali, dengan sembilan diantaranya adalah emas.
Olahragawan Indonesia meraih medali pertama kali pada Olimpiade Seoul 1988 yaitu ketika Nurfitriyana Saiman, Kusuma Wardhani, dan Lilies Handayani meraih medali perak dalam cabang panahan beregu putri. Di antarasekian banyak cabor yang diikuti, Medali emas pertama Indonesia diraih di Bulu Tangkis oleh Susi Susanti (tunggal putri) dan Alan Budikusuma (tunggal putra) pada Olimpiade Barcelona. Pada Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Indonesia berhasil meraih medali emas pada cabang olahraga bulu tangkis yang dimenangkan oleh Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir (ganda campuran).
Mempertahankan konsistensi prestasi di Olimpiade 2020 Tokyo, Jepang, sudah pasti menjadi target Indonesia. Hanya saja kedepannya, Indonesia membutuhkan cabang-cabang olahraga selain bulu tangkis, angkat besi, dan panahan untuk lebih banyak lagi mendulang prestasi di Olimpiade 2024 di Paris, Prancis.
Strategi penyusunan peta jalan peningkatan prestasi olahraga telah dibuat oleh Kemenpora bersama Bappenas pada akhir 2019. Sejumlah cabang olahraga harus mendapat prioritas dalam pembagian anggaran pelatnas. Tantangan diberikan bagi cabang olahraga lain yang belum menjadi prioritas tentunya harus membuktikan diri meraih prestasi tingkat dunia untuk mengejar cabang olahraga lain.