Lihat Semua : infografis

Satelit Republik Indonesia (SATRIA) 1 SIAP Mengudara


Dipublikasikan pada one year ago , Redaktur: Andrean W. Finaka, Riset : Yuli Nurhanisah / Desain : Chyntia Devina /   View : 13.984


Indonesia menyambut Satelit Multi Fungsi bernama Satelit Republik Indonesia (SATRIA) 1. Nantinya, Pemerintah akan meluncurkan SATRIA 1 pada 19 Juni 2023 di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat.

Spesifikasi SATRIA 1

Satelit yang sudah dimiliki Indonesia saat ini bertujuan untuk mencukupi kabutuhan telekomunikasi seluler. Sementara, Satria  diproyeksikan untuk mencukupi kebutuhan internet dan bisa menjangkau wilayah lebih luas, khususnya daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terlular) serta daerah perbatasan.

Satelit ini dibangun oleh PT Satelit Nusantara III yang dikerjakan oleh Thales Alenia Space di Cannes, Perancis. Satelit ini menggunakan teknologi Very High-Throughput Satellite (VHTS) dan frekuensi Ka-Band.

Satria akan sampai pada orbit 146 BT menggunakan frekuensi Ka-band dengan teknologi very High Throughput Satellite (HTS) berkapasitas 150Gbps.  Satelit Satria 1 ditargetkan akan mulai beroperasi pada triwulan IV 2023 dengan masa tugas hingga 15 tahun.

Spesifikasi lainnya yaitu:

  • Memiliki prosesor transparan digital

  • Memiliki mekanisme 4 pendorong listrik

  • Memiliki lifetime minimal 15 tahun

  • Memiliki 5 panel untuk setiap sayap solar array

  • Mengadopsi bodi Spacebus Neo Level 6

  • Memiliki 3 antena reflektor

  • Memiliki 116 spot beams untuk menjangkau Indonesia

Skema Pendanaan

Untuk diketahui, proyek kerja sama ini ditandatangani oleh Kominfo, PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) selaku penjamin, dan konsorsium PSN sebagai pelaksana dengan PT Satelit Nusantara Tiga sebagai Badan Usaha Pelaksana (BUP). Adapun konsorsium PSN terdiri dari PT Pintar Nusantara Sejahtera, PT Pasifik Satelit Nusantara, PT Dian Semesta Sentosa, dan PT Nusantara Satelit Sejahtera.

Seperti proyek Palapa Ring, proyek SMF juga akan menggunakan skema KPBU. Skema ini merupakan gabungan antara pemerintah dan badan swasta, sehingga tidak langsung membebani APBN.  Total kebutuhan pendanaan senilai US$ 540 juta atau sekitar Rp8 Triliun untuk

  • satelit, roket, ground station, dan lainnya senilai US$ 450 juta atau sekitar Rp6,69 Triliun

  • cost of fund (biaya dana) senilai US$ 90 juta atau sekitar Rp1,33 Triliun

Jangkauan Satelit

Ada 150.000 titik layanan yang rencananya akan dijangkau Satria. Jika dirinci per wilayah, ada 54.400 titik di Sumatra, 19.300 di Kalimantan, 23.900 titik di Sulawesi, 18.500 di Papua dan Maluku, 13.500 di Bali dan Nusa Tenggara, serta 19.400 titik di Pulau Jawa. 

Semua titik ini akan menyasar ke sektor layanan publik.  Dari jenis peruntukannya. 93.400 titik ditujukan bagi sekolah, 3.700 titik layanan kesehatan, 3.900 sektor polhukam, dan 47.900 titik kantor daerah.

 



Infografis Terkait