Lihat Semua : motion_grafis
Alasan Orang Indonesia Nonton Film di Bioskop
Dipublikasikan pada 5 years ago , Redaktur: Andrean W. Finaka, Riset : Siap Bangun Negara / Desain : M. Ishaq Dwi Putra / View : 7.956 |
Indonesiabaik.id - Pertumbuhan industri film Indonesia semakin meningkat dengan semakin banyaknya produksi film dalam negeri dan jumlah penontonnya. Pada tahun 2018 ini, film yang bergenre romansa remaja, Dilan, mampu menyedot penonton hingga 6,3 juta orang, dan mampu bertahan di layar-layar bioskop hingga lebih dari satu bulan. Semakin tingginya jumlah penonton yang menyaksikan film lokal tersebut tentu merupakan hal yang sangat menggembirakan bagi industri film nasional. Pasalnya dengan semakin banyaknya jumlah penonton, diharapkan makin banyak investor yang melirik industri film lokal.
Perkembangan dan pertumbuhan industri film nasional selama ini, pada dasarnya, belum optimal. Hal tersebut dapat dilihat pada kontribusi industri film terhadap perekonomian Indonesia. Pada tahun 2015, industri film hanya menyumbang sekitar 0,16% terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Sementara, ketika itu, rata-rata sektor industri kreatif mampu menyumbang 6,03% terhadap PDB Indonesia.
Bekraf bersama Rumah Sinema melakukan survei terhadap 2 ribu responden terkait segmentasi dan pengambilan keputusan masyarakat untuk menonton film. Dari survei tersebut, 59% penonton merupakan mahasiswa jenjang pendidikan Strata-1 (S1) dan 33% siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Lalu, 43% penonton di bioskop pendapatan berpendapatan Rp 1 juta-Rp 5 juta. Kemudian, 85% responden mengaku menonton di bioskop hingga dua kali sebulan. Bahkan, 1% responden menonton di bioskop hingga enam kali dalam sebulan.
Ada beberapa hal yang memengaruhi seseorang menonton film. Di antaranya komunikasi pemasaran; sumber informasi; rekomendasi dari orang sekitar atau sosial media; genre film; nama dan popularitas sutradara; sekuel film; asal negara film; popularitas pemain; karya adaptasi novel; alur; lokasi; akting dan musik; konten yang dihindari seperti kekerasan dan seks; animasi dan efek visual; tiga dimensi; serta, jadwal pemutaran film.