Lihat Semua : videografis
PeduliLindungi Bisa Diakses 13 Bahasa
Dipublikasikan pada 2 years ago , Redaktur: Andrean W. Finaka, Riset : Rosi Oktari / Desain : Alfin Ardian / View : 3.615 |
indonesiabaik.id - Kementerian Kesehatan menyiapkan perluasan akses PeduliLindungi dalam 14 bahasa.
Diperluas dengan 13 Bahasa
Perluasan bahasa pada aplikasi PeduliLindungi ini bertujuan agar bisa memaksimalkan pelayanan bidang kesehatan saat penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada pertengahan November 2022. Sehingga, para tamu undangan presidensi G20 akan mendapatkan pelayanan kesehatan yang berstandar paling maksimal.
Saat ini sudah ada 9 bahasa yang tersedia, sisanya 4 lagi masih dalam proses. Ke-13 bahasa itu di antaranya: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Cina, Bahasa Prancis, Bahasa Jepang, Bahasa Rusia, Bahasa Arab, Bahasa Korea, Dan Bahasa Spanyol, Bahasa Portugis, Bahasa Jerman, Bahasa Italia, Dan Bahasa Turki.
Selain perluasan akses bahasa, hal penting yang juga akan disiapkan pada PeduliLindungi yakni standar protokol kesehatan, persiapan layanan kesehatan, dan akses komunikasi delegasi terhadap protokol kesehatan dan layanan kesehatan.
Standar Protokol Kesehatan Delegasi G20
Wakil Menteri Kesehatan RI Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono menyebut, terkait standar protokol kesehatan, nantinya delegasi diharuskan sudah vaksinasi dosis lengkap dan terdata di PeduliLindungi sebelum keberangkatan. Kemudian, pada saat di bandara, Kemenkes bakal menyiapkan layanan verifikasi jika belum verifikasi sertifikat vaksinasi.
Selanjutnya, delegasi dilakukan pemeriksaan suhu tubuh dan pemeriksaan gejala COVID-19. Adapun tamu VVIP akan dilakukan RT-PCR 1×24 jam di venue sebelum kegiatan berlangsung, sementara untuk semua delegasi disediakan antigen. Para tamu juga diminta periksa suhu tubuh dan scan QR PeduliLindungi setiap masuk venue. Jika suhu >37.5 ⁰C, harus dilakukan RT-PCR. Pada sesaat sebelum pulang, layanan RT-PCR bagi delegasi yang membutuhkan pun juga disediakan.
Terkait layanan kesehatan, Kemenkes mendirikan mini ICU, klinik, dan membentuk tim mobile yang disiapkan di tempat pelaksanaan KTT.