Lihat Semua : motion_grafis
[Motion Grafis] Tumbuhkan Budaya Siaga Bencana
Dipublikasikan pada 6 years ago , Redaktur: Andrean W. Finaka, Riset : Siap Bangun Negara / Desain : Ananda Syaifullah / View : 1.414 |
Indonesiabaik.id - Untuk urusan bencana, Jepang dan Indonesia kurang lebih memiliki kesamaan sebagai negara yang dinilai rawan. Di Jepang setiap tanggal 1 September ditetapkan sebagai “Hari Pencegahan Bencana” yang ditandai dengan melaksanakan simulasi bencana nasional secara serentak di seluruh negeri. Berdasarkan hasil kajian tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melihat esensi penting dari perubahan paradigma penanggulangan bencana di Indonesia.
Ya, saat ini cara pikir dan cara tindak masyarakat Indonesia dalam penanggulangan bencana masih perspektif responsif. Penyebabnya antara lain karena kurangnya pemahaman & kesadaran masyarakat terhadap karakteristik bencana & risikonya, lalu kurangnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi ancaman yang ada di lingkungan sekitarnya, hingga belum ada pelatihan secara teratur karena kewaspadaan & kesiapsiagaan belum menjadi budaya.
Sejak disahkan UU No.24/2007 tentang Penanggulangan Bencana pada 26 April 2007, maka terjadi perubahan paradigma penanggulangan bencana dari perspektif responsif ke preventif. Paradigma ini harus menjadi cara pikir dan cara tindak bangsa Indonesia dan menjadikannya sebagai budaya. Untuk itu BNPB menetapkan tanggal 26 April 2018 sebagai Hari Kesiapsiagaan Bencana.
Tujuannya antara lain adalah meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap ancaman, kapasitas dan risiko bencana di lingkungan sekitar; Meningkatkan kesadaran, kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana melalui pelatihan dan latihan kesiapsiagaan secara bertahap, bertingkat dan berkelanjutan.
Dari tujuan itu menyasar terwujudnya kesadaran, kewaspadaan dan kesiapsiagaan diri dan keluarga serta komunitas terhadap ancaman bencana di lingkungan sekitarnya; Terwujudnya kemampuan pembuatan rencana kesiapsiagaan berbasis keluarga dan komunitas; Terwujudnya kemampuan antisipasi, proteksi dan penyelamatan diri dari ancaman bencana; Terwujudnya pemahaman terhadap faktorfaktor risiko dan upaya pengurangan risiko bencana di sekitarnya