Lihat Semua : motion_grafis
[Motion Grafis] Bahasa Daerah Yang Alami Kemunduran
Dipublikasikan pada 6 years ago , Redaktur: Andrean W. Finaka, Riset : Siap Bangun Negara / Desain : Ananda Syaifullah / View : 1.640 |
Indonesiabaik.id - Keprihatinan pemerintah terhadap hampir punahnya bahasa daerah atau bahasa Ibu di beberapa daerah, mendorong Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengajak pemerintah daerah untuk lebih giat lagi melakukan pelestarian bahasa daerah di wilayahnya masing-masing. Hal tersebut sesuai dengan Amanat Undang-Undang Nomor 24 tahun 2009, tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan.
Peran pemerintah daerah dalam pelestarian bahasa daerah diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 24 tahun 2009, Pasal 42, Ayat 1, bahwa Pemerintah daerah wajib mengembangkan, membina, dan melindungi bahasa dan sastra daerah agar tetap memenuhi kedudukan dan fungsinya dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dengan perkembangan zaman, dan agar tetap menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia.
Keragaman bahasa daerah adalah salah satu ciri khas Indonesia. Namun walau memiliki ratusan bahasa daerah, ternyata ada beberapa diantaranya yang mengalami kemunduran, kemudian ada pula bahasa daerah yang berada dalam kondisi stabil tetapi terancam punah. Hal itu disebutkan dalam penelitian untuk pemetaan bahasa daerah di Indonesia yang dilaksanakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak 1991-2017.
Disarikan dari data hasil penelitian tersebut bahwa setidaknya terdapat dua (2) bahasa daerah yang kondisinya tengah mengalami kemunduran, yaitu Bahasa Hitu di Maluku, dan Bahasa Tobati di Papua. Disebutkan pula dalam data laporan penelitian ini bila ada 17 bahasa daerah yang kondisinya relatif stabil, tetapi terancam punah.
Ke-17 bahasa daerah yang kondisinya stabil, tetapi terancam punah sebanyak 7 diantaranya ada di Papua, yaitu bahasa daerah Meoswar, Kuri/Nabi, Aframa/Usku, Gresi, Ormu, Somu/Toro, dan Senggi. Lalu sebanyak 5 lainnya ada di Sulawesi, antara lain Bahasa Mandar, Minahasa, Pamona, Bone Bolango, dan Wolio.
Sedangkan 3 bahasa daerah lain yang kondisinya stabil, tetapi terancam punah ada di Maluku, yaitu Bahasa Buru, Lisabata, dan Luhu. Sementara di Sumatra dan Nusa Tenggara Timur, Bahasa Kerinci dan Bahasa Rongga juga berada dalam kondisi yang stabil, tetapi terancam punah.