Lihat Semua : motion_grafis
[Motion Grafis] Mitos vs Fakta Garam
Dipublikasikan pada 6 years ago , Redaktur: Andrean W. Finaka, Riset : Siap Bangun Negara / Desain : Ananda Syaifullah / View : 2.094 |
Indonesiabaik.id - Istilah “garam” dan “natrium” atau “sodium” dalam Bahasa Inggris bisa sering digunakan secara bergantian. Secara teknis, garam meja adalah senyawa kimia yang dikenal dengan natrium klorida (NaCl), yang terdiri dari 40% natrium dan 60% klorida. Dengan kata lain, untuk 1 gram garam meja, ada natrium 0,4 gram (400mg).
Garam meja adalah sumber utama, tapi bukan satu-satunya natrium dalam makanan. Selain garam meja, bumbu dan saus bernatrium, seperti monosodium glutamat (MSG), saus kedelai, saus tiram, bouillon cubes adalah penyumbang utama natrium dalam makanan kita. Garam atau bahan pengawet mengandung natrium lainnya, mis. natrium nitrat dan natrium nitrit, sering ditambahkan ke makanan kalengan dan makanan olahan seperti bacon dan sosis. Natrium juga ditemukan secara alami, meski dalam jumlah kecil, dalam beberapa makanan seperti susu, ikan, sayuran dan air minum.
Natrium dalam garam sangat penting untuk fungsi tubuh, yakni membantu menjaga keseimbangan cairan ekstra seluler dan keseimbangan asam-basa dalam tubuh, dan diperlukan untuk transmisi saraf dan kontraksi otot. Beberapa individu lebih sensitif terhadap natrium, artinya mereka cenderung mempertahankan natrium lebih mudah dan pada gilirannya mungkin memiliki risiko lebih tinggi terkena hipertensi. Tekanan darah tinggi yang tidak diobati dapat menyebabkan terkena penyakit tidak menular, seperti penyakit kardiovaskular, serangan jantung, stroke, gagal ginjal, dll.
Selain hipertensi, dalam beberapa tahun terakhir, laporan ahli dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan World Cancer Research Fund menyimpulkan bahwa makanan yang mengandung garam dan garam dapat meningkatkan risiko kanker perut.