Lihat Semua : videografis
Minyak Kelapa Sawit Jadi Bahan Bakar Pesawat, Kok Bisa?
Dipublikasikan pada one year ago , Redaktur: Andrean W. Finaka, Riset : Rosi Oktari / Desain : Nur Fitri Rizki Adinda / View : 2.004 |
Pada 27 Oktober 2023, penerbangan komersial pertama menggunakan bahan bakar nabati atau Bioavtur berhasil dilakukan di Indonesia. Pesawat komersial Boeing PK GFX Seri 727-800 terbang dari Bandara Soekarno-Hatta ke Bandara Adi Soemarmo dan kembali ke Jakarta.
Bioavtur ini, campuran antara avtur dan kelapa sawit 2,4 persen, dipuji karena ramah lingkungan. Sebelumnya, bioavtur hanya digunakan pada pesawat uji coba, tetapi kali ini diterapkan pada pesawat khusus untuk penumpang.
Bioavtur merupakan bahan bakar pesawat yang terbuat dari campuran avtur dan kelapa sawit, memberikan inovasi yang lebih ramah lingkungan. Selain bioavtur, pengembangan bahan bakar nabati lainnya, seperti biodiesel dan bioetanol, semakin berkembang di Indonesia.
Biodiesel, misalnya, telah diimplementasikan sejak 2008 dan mencapai campuran tertinggi 35 persen pada 2023, menjadikan Indonesia sebagai negara pertama yang menerapkan biodiesel dengan kandungan tinggi. Rencananya, penggunaan biodiesel akan terus ditingkatkan menjadi B40 pada 2030 dan E50 pada 2050.
Penggunaan bahan bakar nabati, seperti biodiesel, telah memberikan dampak positif. Produksi biodiesel dalam negeri mengalami peningkatan, mencapai 11,84 juta kiloliter pada 2022.
Pemerintah mencatat bahwa penggunaan biodiesel telah mengurangi impor bahan bakar minyak, menghemat devisa sebesar Rp122,65 triliun atau US$8,34 miliar, dan mengurangi emisi gas rumah kaca sebanyak 34,9 juta ton CO2e.
Pengembangan inovasi bahan bakar nabati, seperti Bioavtur, diharapkan dapat terus memberikan solusi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendorong ketahanan energi hijau di masa depan.