Lihat Semua : infografis

Darurat Global Virus Mpox, Indonesia Bagaimana?


Dipublikasikan pada 2 months ago , Redaktur: Andrean W. Finaka, Riset : Rosi Oktari / Desain : Irfan Nur Rahman /   View : 1.801


Indonesiabaik.id — Sebagai tindak lanjut meluasnya kasus, WHO telah menetapkan Mpox atau Monkey Pox sebagai darurat kesehatan global. Bagaimana di Indonesia? 

Apa itu Mpox?

Melansir data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Mpox (sebelumnya dikenal dengan monkeypox) adalah penyakit yang disebabkan virus monkeypox. Pada asalnya, penyakit ini adalah penyakit zoonosis, yang berarti ditularkan dari hewan ke manusia. Penyakit ini juga dapat menyebar dari manusia ke manusia.

Pada 28 November 2022, WHO telah mengumumkan pergantian nama penyakit yang semula Monkeypox menjadi mpox. Perubahan tersebut dikarenakan untuk menghindari rasisme dan stigmatisasi.

Monkey Pox Jadi Darurat Kesehatan Global

Pada 14 Agustus 2024 lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan peningkatan kasus infeksi cacar monyet atau monkeypox (Mpox) di Republik Demokratik Kongo dan negara-negara Afrika sebagai "keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional". 

Sekretaris Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, situasi Mpox di Kongo dan Afrika membutuhkan respons internasional yang terkoordinasi.

Bagaimana di Indonesia?

Beberapa waktu lalu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengumumkan data kasus konfirmasi Mpox terbaru di Indonesia. Hingga Sabtu (17/8/2024), terdapat 88 kasus konfirmasi Mpox.

Secara rinci, kasus tersebar di DKI Jakarta sebanyak 59 kasus konfirmasi, Jawa Barat 13 kasus konfirmasi, Banten 9 konfirmasi, Jawa Timur 3 konfirmasi, Daerah Istimewa Yogyakarta 3 konfirmasi, dan Kepulauan Riau 1 konfirmasi. Dari jumlah tersebut, sebanyak 87 kasus telah dinyatakan sembuh. 

Jika dilihat tren mingguan kasus konfirmasi Mpox di Indonesia dari tahun 2022 hingga 2024, periode dengan kasus terbanyak terjadi pada Oktober 2023.

Kemenkes telah menyiapkan sebanyak 12 laboratorium untuk mempercepat proses pemeriksaan terhadap individu yang diduga terpapar virus monkeypox (Mpox).

Pelaksana Tugas Dirjen P2P Kemenkes, Yudhi Pramono dalam konferensi pers yang digelar secara daring di Jakarta, Ahad, mengatakan belasan laboratorium tersebut tersebar di sejumlah kota besar yang terbagi dalam beberapa regional.

  • Medan, Sumatera Utara

  • Batam, Kep. Riau

  • Banjarbaru, Kalimantan Timur

  • Maluku Utara

  • Makassar, Sulawesi Selatan

  • Papua

  • Palembang, Sumatera Selatan

  • Magelang, Jawa Tengah

  • Maluku

  • Surabaya, Jawa Timur

  • Pangandaran, Jawa Barat

  • Daerah Istimewa Yogyakarta

Cegah Mpox

Melansir Kemenkes, gejala mpox biasanya demam, sakit kepala hebat, nyeri otot, sakit punggung, lemas, pembengkakan kelenjar getah bening (di leher, ketiak atau selangkangan) dan ruam atau lesi kulit. Ruam biasanya dimulai dalam satu sampai tiga hari sejak demam. Ruam atau lesi pada kulit ini berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar, lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras atau keropeng lalu rontok. Jumlah lesi pada satu orang dapat berkisar dari beberapa saja hingga ribuan. Ruam cenderung terkonsentrasi pada wajah, telapak tangan dan telapak kaki. Ruam juga dapat ditemukan di mulut, alat kelamin, dan mata. Ruam mpox terkadang disalahartikan sebagai sifilis atau herpes.

Gejala biasanya berlangsung antara 2-4 minggu dan biasanya sembuh sendiri. Namun pada beberapa individu, dapat menyebabkan komplikasi medis dan kematian. Orang dengan penyakit penurunan kekebalan tubuh kemungkinan berisiko mengalami gejala yang lebih serius. Pengobatan bersifat menghilangkan gejala dan suportif.

Siapa pun yang memiliki gejala mpox atau yang telah melakukan kontak dengan seseorang yang terinfeksi mpox segera menghubungi atau mengunjungi fasilitas layanan kesehatan dan meminta saran tenaga kesehatan, ya!

Yuk, kita cegah!

  • Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat

  • Terapkan perilaku seksual yang sehat dengan tidak berganti-ganti pasangan

  • Gunakan masker medis jika tidak sehat

  • Jika muncul ruam bernanah/keropeng pada kulit, segera periksakan ke puskesmas/klinik/RS terdekat

  • Hindari bepergian ke negara yang terjangkit



Infografis Terkait