Lihat Semua : infografis
Beda 4 Sehat 5 Sempurna dan Pedoman Gizi Seimbang
Dipublikasikan pada yesterday , Redaktur: Andrean W. Finaka, Riset : Rosi Oktari / Desain : Irfan Nur Rahman / View : 125 |
Indonesiabaik.id — Konsep “Empat Sehat Lima Sempurna” tak lagi digunakan, kini sudah berkembang dan disempurnakan menjadi Pedoman Gizi Seimbang (PGS).
Apa itu Pedoman Gizi Seimbang (PGS)?
Pedoman gizi seimbang sebenarnya dulunya lebih dikenal dengan istilah empat sehat lima sempurna, yang dicetuskan oleh Bapak Gizi Indonesia, Prof. DR. Poorwo Sudarmo pada tahun 1950.
Istilah itu mencakup makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah, serta susu sebagai penyempurna.
Jika dulunya konsep itu masih relevan, kini telah disempurnakan dengan konsep baru.
Apa Itu?
Kementerian Kesehatan RI telah mengeluarkan Pedoman Gizi Seimbang (PGS) sebagai pengganti prinsip 4 Sehat 5 Sempurna yang dianggap sudah tidak relevan dengan kondisi zaman sekarang.
Melansir laman Kemenkes, PGS merupakan prinsip konsumsi makanan yang beraneka macam yang diikuti dengan kegiatan fisik, perilaku hidup bersih, dan pemantauan berat badan secara teratur.
Kenapa Berubah?
Menurut penjelasan Kemenkes, sejalan dengan berjalannya waktu, ditemukan bahwa penerapan gizi seimbang dalam masyarakat belum optimal, sehingga menyebabkan berbagai masalah terkait perilaku makan, perilaku hidup bersih dan sehat, serta berbagai penyakit yang berhubungan dengan gizi.
Oleh karenanya, dibutuhkan pedoman gizi seimbang yang bukan hanya menjadi panduan konsumsi makanan sehari-hari, tapi juga perilaku hidup bersih, aktivitas fisik, dan pemantauan berat badan secara teratur untuk menjaga berat badan normal.
Gizi Seimbang merupakan komposisi nilai gizi yang terdiri dari jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh kita.
Pasalnya, tidak ada 1 pun makanan yang mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Oleh karena itu, kita perlu mengkonsumsi berbagai jenis makanan yang berbeda untuk memenuhi aneka nutrisi tersebut.
Beda Empat Sehat Lima Sempurna dan Pedoman Gizi Seimbang
PGS menjadi pedoman kebutuhan gizi harian, serta untuk memetakan pembagian porsi makanan pokok, lauk pauk, buah dan sayur untuk sekali makan dengan memakai pendekatan isi piringku yang dilengkapi dengan panduan dalam membiasakan perilaku hidup sehat.
Jika pada empat sehat lima sempurna tidak menyertakan informasi jumlah yang harus dikonsumsi dalam sehari, maka dalam PGS lengkap terdapat kuantitas atau jumlah (porsi) yang harus dimakan setiap hari untuk setiap kelompok makanan.
Melansir Kemenkes, setiap hari tubuh membutuhkan asupan protein nabati 2-3 porsi, protein hewani 2-3 porsi, makanan pokok 3-8 porsi, sayuran 3-5 porsi, buah 3-5 porsi dan minum air mineral minimal 8 gelas.
Jika pada dalam konsep empat sehat lima sempurna peran susu menjadi makanan/minuman yang dikelompokkan tersendiri dan dianggap sebagai penyempurna.
Maka dalam konsep PGS, susu termasuk kedalam kelompok lauk-pauk dan bukan makanan penyempurna dan dapat digantikan dengan jenis makanan lainnya yang sama nilai gizinya.
Lalu, pada konsep empat sehat lima sempurna tidak menggambarkan bahwa tubuh perlu minum air mineral secara cukup, aman, dan bersih. Sementara konsep PGS sudah menjelaskan pentingnya mencukupi kebutuhan minum air mineral minimal 2 liter, atau lebih kurang 8 gelas per hari.