Lihat Semua : motion_grafis
Pekerja Kreatif Untuk Ekonomi Nasional
Dipublikasikan pada 7 years ago , Redaktur: Andrean W. Finaka, Riset : Anggar Septiadi / Desain : Ananda Syaifullah / View : 3.840 |
Kuliner, Fashion, dan Kriya adalah penyumbang PDB terbesar dari sektor ekonomi kreatif.
Tak melulu mengandalkan industri konvensional, industri kreatif mulai berkontribusi menopang ekonomi nasional. Tiap tahunannya kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB nasional terus bertumbuh. Pada 2015 misalnya sektor yang dipenuhi pekerja kreatif ini menyumbang Rp852,24 triliun atau sebesar 7,38% PDB. Angka tersebut meningkat 4,38% dari tahun sebelumnya dengan kontribusi terhadap PDB sebesar Rp784,82 triliun.
Industri kreatif diidentifikasi Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) memiliki 16 subsektor yaitu Aplikasi dan Pengembang Permainan, Arsitektur, Desain Interior, Desain Komunikasi Visual, Desain Produk, Fashion, Film Animasi & Video, Fotografi, Kriya, Kuliner, Musik, Penerbitan, Periklanan, Seni Pertunjukan, Seni Rupa, Televisi & Radio.
Dari seluruh subsektor tersebut, kuliner jadi penyumbang PDB terbesar dengan kontribusi 41,69%. Bisnis kuliner, khususnya di kota-kota besa kini memang makin merebak guna mengakomodasi kebutuhan gaya hidup masa kini yang lebih menikmati jajan di luar rumah. Untuk sekadar menikmati sore bersama kopi hingga bergerombol ngobrol berjam-jam.
Selanjutnya, fashion dan kriya jadi subsektor yang miliki kontribusi besar terhadap PDB dari industri kreatif. Masing-masing menyumbang 18,15%, dan 15,7%. Disusul sektor Televisi & Radio sebesar 7,78% dan Penerbitan 6,29%.
Sementara subsektor yang paling bertumbuh pesat dalam industri kreatif adalah Desain Komunikasi visual (DKV) yang pada 2018 bertumbuh sebesar 10,28%. Pertumbuhan DKV bisa jadi respon makin banyak pemanfaatan teknologi digital dan social media, sehingga kebutuhan komunikasi visual semakin meningkat. Sementara subsektor lainnya yang pada 2015 bertumbuh pesat adalah music 7,26%, animasi video 6,68%, dan arsitektur 6,62%.
Pertumbuhan industri kreatif bisa menjadi sinyal baik bagi ekonomi Indonesia, sebab industri kreatif memiliki potensi besar dalam jangka waktu yang panjang. Meski tetap masih tetap harus didukung oleh regulasi dan blueprint dari pemerintah.