Lihat Semua : motion_grafis
Elektrifikasi 100% untuk Tumbuhkan Ekonomi Papua
Dipublikasikan pada 4 years ago , Redaktur: Andrean W. Finaka, Riset : Siap Bangun Negara / Desain : Ananda Syaifullah / View : 2.625 |
Indonesiabaik.id - Pada 2019, perekonomian RI tumbuh 5,02 persen dibandingkan dengan tahun 2018 atau yang terendah sejak 2016. Jawa masih menjadi kontributor terbesar bagi perekonomian Indonesia. Pada 2019, produk domestik regional bruto Jawa yang tumbuh 5,52 persen secara tahunan berkontribusi 59 persen terhadap perekonomian Indonesia.
Sebaliknya, kawasan timur Indonesia, yakni Maluku dan Papua, pertumbuhan ekonominya pada 2019 minus 7,4 persen. Kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) yang 2,24 persen paling rendah daripada kawasan lain di Indonesia. Padahal, pada 2018, wilayah Maluku dan Papua tumbuh 6,99 persen dengan kontribusi terhadap PDB RI 2,47 persen.
Ketersediaan sumber energi yang cukup dan terjangkau adalah syarat utama untuk menggerakkan ekonomi suatu wilayah. Oleh karena itu, kecukupan pasokan listrik merupakan hal yang penting dan vital. Listrik merupakan sumber energi bagi aktivitas individu, rumah tangga, dan industri.
Dua kebijakan energi nasional dinikmati masyarakat Papua dan Papua Barat, yaitu kebijakan BBM satu harga dan ketersediaan listrik sampai ke pelosok negeri, kebijakan BBM satu harga telah dilakukan di 170 titik penyaluran. Semua ini dalam rangka mewujudkan percepatan pembangunan untuk kesejahteraan Papua dan Papua Barat sesuai dengan amanat Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2017.
Pemerintah juga memberikan akses mendapatkan terang di malam hari. Sehingga untuk mewujudkannya, pemerintah telah menyiapkan 35 ribu MW pembangkit, ratusan kilometer kabel transmisi kabel disambungkan dan untuk masyarakat di pedalaman, Lampu Tenaga Surya Hemat Energi dihadirkan.
Ya, Papua memang beruntung memiliki kekayaan geografis. Namun luasnya jangkauan antar wilayah satu dengan lainnnya menjadi tantangan mengaliri listrik ke rumah-rumah para penduduknya. Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi F.X Sutijastoto mengatakan hingga akhir 2019 masih ada 1.724 desa yang gelap gulita, dari total 7.358 desa.
Berdasarkan data dari Kementrian ESDM Rasio Elektrifikasi (RE) di Provinsi Papua adalah 94,28 persen dan Papua Barat 99,99 persen, sehingga saat ini RE di dua provinsi sebesar 95,75 persen. Angka ini dicapai dari kontribusi PLN 58,25 persen dan program Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) dari Kementrian ESDM serta listrik swadaya inisiatif Pemda-Pemda setempat.
Ditargetkan sampai akhir tahun 2019 elektrifikasi Provinsi Papua mencapai 96,79 persen dan Provinsi Papua Barat 99,99 persen. Tambahan yang dialiri listrik PLN sebanyak 399 desa dan LTSHE sebanyak 230 desa. Sehingga akhir tahun 2019 tersisa 1.123 desa yang gelap gulita.
Direktur Bisnis Regional Maluku dan Papua PLN Ahmad Rofik mengatakan 'Program 1.000 Renewable Energy for Papua' menjadi inisiatif strategi PLN mencapai target elektrifikasi 2020. Menurutnya program ini menjadi solusi efektif untuk percepatan elektrifikasi di Papua dan Papua Barat.
Berbekal data hasil 'Ekspedisi Papua Terang' PLN memancangkan rencana pelistrikan untuk 1.123 desa. Jumlah ini meningkat dari rencana awal melistriki 415 desa. "Program lanjutan dari Ekspedisi Papua Terang inilah yang bertajuk Program 1000 Renewable Energy For Papua, mewujudkan papua terang 2020," imbuhnya.