Lihat Semua : infografis
Anggunnya Perempuan Indonesia dengan Kebaya
Dipublikasikan pada 3 months ago , Redaktur: Andrean W. Finaka, Riset : Rosi Oktari / Desain : Ananda Syaifullah / View : 1.029 |
Indonesiabaik.id — Hari Kebaya Nasional kini diperingati setiap tanggal 24 Juli 2024.
Hari Kebaya Nasional
Tahun ini merupakan peringatan pertama sejak ditetapkannya tanggal 24 Juli sebagai Hari Kebaya Nasional melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 19 Tahun 2023. Keputusan itu ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada tanggal 4 Agustus 2023 di Jakarta.
Disebutkan bahwa kebaya merupakan identitas nasional perekat bangsa yang bersifat lintas etnis dan telah berkembang menjadi aset budaya yang sangat berharga sehingga perlu dijaga dan dilestarikan keberadaannya.
Kebaya berkembang menjadi busana yang digunakan secara nasional dalam berbagai kegiatan baik yang berskala nasional maupun internasional.
Filosofi Kebaya
Filosofi Kebaya yaitu pakaian khas yang merupakan bagian atas dengan karakteristik terbuka di bagian depan dan dibuat secara tradisional.
Berasal dari kata Abaya, artinya jubah/pakaian, kebaya melambangkan kesederhanaan, keanggunan, kelembutan dan keteguhan perempuan Indonesia.
Menurut sejarah, kemunculan kebaya di Indonesia bermula pada sekitar abad ke-15 atau ke-16. Sebutan "Kebaya" merupakan kata yang berasal dari "Abaya" yang artinya jubah atau pakaian.
Setiap unsur yang ada dalam sehelai kain kebaya melambangkan makna dan persona seorang perempuan Indonesia. Sebut saja, modelnya yang sederhana dan dipakai dengan paduan bawahan jarik atau kain panjang. Hal ini melambangkan sifat dan tampilan perempuan yang lemah gemulai.
Kemudian, lilitan kain yang ketat, membuat perempuan bergerak dengan lembut dan kehalusan. Artinya, perempuan haruslah lembut dalam tutur kata, halus dalam bertindak.
Potongan kebaya yang mengikuti bentuk tubuh/melekat juga memiliki makna lho SohIB. Artinya, perempuan harus bisa selalu menyesuaikan diri dengan keadaan dan mandiri. Serta stagen atau ikat pinggang kebaya, menyimbolkan usus yang panjang, dalam filosofi Jawa, bermakna punya kesabaran yang tinggi.