Lihat Semua : infografis

Reog Ponorogo: Resmi Jadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO


Dipublikasikan pada one month ago , Redaktur: Andrean W. Finaka, Riset : Rosi Oktari / Desain : Ananda Syaifullah /   View : 522


Indonesiabaik.id — Reog Ponorogo resmi masuk dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda/WBTb UNESCO, pada 3 Desember 2024.

Jadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO

Kesenian Reog Ponorogo masuk dalam kategori “In Need of Urgent Safeguarding”, yang berlangsung pada Sidang Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage Sesi ke-19 di Asunción, Paraguay. 

Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon dalam keterangannya menyampaikan, bahwa inskripsi Reog Ponorogo sebagai Intangible Cultural Heritage in Need of Urgent Safeguarding oleh UNESCO merupakan momen penting bagi Indonesia dalam pelestarian seni budaya tradisional yang berakar kuat pada nilai-nilai lokal dan semangat gotong royong. 

"Reog Ponorogo bukan hanya seni pertunjukan, tetapi juga identitas dan kebanggaan kita sebagai bangsa. Kami mengajak generasi muda untuk terus mengenal, mencintai, dan melestarikan seni ini agar nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya tetap hidup," katanya. 

Seputar Reog Ponorogo

Reog Ponorogo merupakan seni pertunjukan yang berasal dari Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. 

Kesenian asli Indonesia ini bisa dikatakan sudah mendunia, pernah tampil di berbagai negara, seperti Amerika Serikat, Australia, Jerman, Arab Saudi, Lebanon, Suriname, Hongkong, Taiwan, Korea, Jepang, Singapura, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, Malaysia, hingga Belgia. 

Reog Ponorogo termasuk seni yang mencerminkan harmoni antara tari, musik, dan mitologi. Seni itu menggambarkan keberanian, solidaritas, dan dedikasi yang telah menjadi identitas masyarakat Ponorogo selama berabad-abad. 

Melansir dari Kementerian Kebudayaan, menurut cerita rakyat kesenian Reog Ponorogo sudah ada sejak zaman kerajaan Kediri sekitar abad XI. 

Biasanya satu group Reog terdiri dari seorang Warok Tua, sejumlah warok muda, pembarong dan penari Bujang Ganong dan Prabu Kelono Suwandono. 

Jumlahnya berkisar antara 20 hingga 30-an orang, dengan peran sentralnya berada pada tangan warok dan pembarongnya. 

Komponen utama pertunjukan pertunjukan Reog Ponorogo terdiri dari beberapa komponen utama, antara lain: 

  • Barongan: Kepala singa yang besar dan berat, sering disebut sebagai 'Singa Barong'. Barongan ini dihiasi dengan bulu merak yang indah dan biasanya dikenakan oleh seorang penari yang kuat.

  • Jathilan: Sekelompok penari yang menunggang kuda kepang. Tarian ini menggambarkan prajurit yang gagah berani. 

  • Bujang Ganong: Tokoh yang menggambarkan seorang pemuda yang enerjik dan jenaka, sering kali tampil dengan gerakan tari yang lincah dan ekspresif.

  • Warok: Pemimpin spiritual dalam pertunjukan Reog yang biasanya tampil dengan kostum khas dan penuh wibawa. 

  • Klono Sewandono: seorang raja sakti mandraguna yang memiliki pusaka andalan berupa cemeti yang sangat ampuh dengan sebutan Kyai Pecut Samandiman.

Instrumen pengiringnya, kempul, ketuk, kenong, genggam, ketipung, angklung dan terutama salompret, menyuarakan nada slendro dan pelog yang memunculkan atmosfir mistis, eksotis sekaligus membangkitkan gairah.

Adapun lagu-lagu yang dipergunakan dalam kesenian Reog Ponorogo antara lain Ptrajaya, Ponoragan, Sampak, Obyok, Kebo Giro. Semua lagu tersebut merupakan lagu pokoknya. Sementara itu, lagu selingan yang sering dipergunakan antara lain lagu Ijo-ijo dan Walangkekek.



Infografis Terkait