Lihat Semua : infografis
Kebaya Resmi Jadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO
Dipublikasikan pada 2 hours ago , Redaktur: Andrean W. Finaka, Riset : Yuli Nurhanisah / Desain : Irfan Nur Rahman / View : 57 |
Indonesiabaik.id - Kabar gembira bagi seluruh rakyat Indonesia! Dua warisan budaya tak benda kita, yakni kebaya dan kolintang, telah resmi diakui oleh UNESCO sebagai bagian dari warisan budaya dunia. Pengakuan ini merupakan bentuk apresiasi internasional terhadap kekayaan dan keunikan budaya Indonesia.
Penetapan Kebaya
United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) secara resmi menetapkan “Kebaya: Pengetahuan, Keterampilan, Tradisi, dan Praktik” menjadi bagian dari daftar Warisan Budaya Takbenda (WBTb).
Keputusan ini diumumkan dalam sidang ke-19 Session of the Intergovernmental Committee on Intangible Cultural Heritage (ICH) yang berlangsung di Asunción, Paraguay, 4 Desember 2024.
Nominasi kebaya sebagai warisan budaya ini diajukan secara bersama oleh Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Kebaya: Lebih dari Sekadar Busana
Kebaya, busana tradisional perempuan Indonesia, telah lama menjadi simbol identitas dan keindahan. Dengan desain yang anggun dan beragam, kebaya tidak hanya dikenakan pada acara formal, tetapi juga menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari bagi banyak perempuan Indonesia. Pengakuan UNESCO ini semakin mengukuhkan kebaya sebagai warisan budaya yang tak ternilai harganya.
Filosofi Kebaya
Kebaya yaitu pakaian khas yang merupakan bagian atas dengan karakteristik terbuka di bagian depan dan dibuat secara tradisional.
Berasal dari kata Abaya, artinya jubah/pakaian, kebaya melambangkan kesederhanaan, keanggunan, kelembutan dan keteguhan perempuan Indonesia.
Menurut sejarah, kemunculan kebaya di Indonesia bermula pada sekitar abad ke-15 atau ke-16. Sebutan "Kebaya" merupakan kata yang berasal dari "Abaya" yang artinya jubah atau pakaian.
Setiap unsur yang ada dalam sehelai kain kebaya melambangkan makna dan persona seorang perempuan Indonesia. Sebut saja, modelnya yang sederhana dan dipakai dengan paduan bawahan jarik atau kain panjang. Hal ini melambangkan sifat dan tampilan perempuan yang lemah gemulai.
Kemudian, lilitan kain yang ketat, membuat perempuan bergerak dengan lembut dan kehalusan. Artinya, perempuan haruslah lembut dalam tutur kata, halus dalam bertindak.
Potongan kebaya yang mengikuti bentuk tubuh/melekat juga memiliki makna lho SohIB. Artinya, perempuan harus bisa selalu menyesuaikan diri dengan keadaan dan mandiri. Serta stagen atau ikat pinggang kebaya, menyimbolkan usus yang panjang, dalam filosofi Jawa, bermakna punya kesabaran yang tinggi.